Condong Catur, Sleman. Komunitas Wisma Skolastikat Claretian mengadakan “Seminar dan Diskusi Interdisipliner dengan Kaum Muda” pada Minggu (8/1/2023). Kegiatan ini merupakan aktualisasi Impian ke-4 dalam Proyek Komunitas WSCY tentang “Kerasulan Kaum Muda dan Promosi Panggilan”, terutama yang tertuang dalam tekad ke-3 yakni “mengadakan diskusi akademik dengan kaum muda”. Sasaran dari kegiatan ini adalah para mahasiswa yang berasal dari luar Jawa atau mahasiswa rantau.
Kemunculan seminar dan diksusi interdisipliner ini berangkat dari sebuah keprihatinan melihat berbagai fenomena mahasiswa rantau yang tidak memaksimalkan kemampuan mereka di bangku perkuliahan. Mahasiswa rantau biasanya mendapat masalah tertentu yang muncul di awal perkuliahannya karena harus beradaptasi dengan kebudayaan yang baru, sistem pendidikan yang baru dan lingkungan sosial yang baru. Hal ini kemudian muncul shifting mentality dari mahasiswa rantau. Kalau kita menelisik lebih dalam sebenarnya mahasiswa rantau memiliki prestasi akademik yang baik di bangku SMA. Bahkan sebagian dari mereka adalah mahasiswa yang mendapatkan beasiswa presetasi tertentu.
Seminar dan diskusi interdisipliner ini mengambil tema Kepemimpinan Diri. Kegiatan tersebut dimoderatori oleh Fr. Yovendi Mali Koli, CMF, dan P. Metodius Manek, CMF, S.S., M.M bertindak sebagai pemateri seminar.
Dalam materinya yang berjudul “Personal Branding sebagai Strategi Manajemen Diri”, P. Todi, CMF mengatakan bahwa personal brand bersifat itu imperatif karena berbagai alasan. Pertama, hal ini membedakan seseorang dari orang lain, terutama saingannya; reputasinya merepresentasikan sebuah keunggulan yang membedakannya dari orang lain. Personal brand membantu orang mengembangkan visibilitasnya, juga sekaligus menampakkan aspek-aspek tertentu yang dimilikinya.
Kedua, personal brand menjadi penanda bagi seseorang sebagai ahli pada bidang yang digelutinya. Sebuah brand yang sukses mempromosikan seseorang sebagai yang terbaik, bukan hanya karena menjadi solusi bagi sebuah persoalan, melainkan juga karena tampil sebagai pilihan terbaik.
P. Todi, CMF juga menekankan bahwa keberadaan media sosial yang masih seperti sekarang ini merupakan instrumen terbaik dan termudah untuk membangun identitas pribadi (personal identity), memelihara reputasi dan menjadi terlihat dalam industri tertentu. Gambaran diri yang muncul lewat media sosial ini bisa berupa identitas sosial (social identity) dan bisa berupa identitas personal (personal identity). Menurut P. Todi, CMF, untuk membangun personal branding lebih terkait kepada bagaimana membangun personal identity ketimbang membangun social identity.
Selanjutnya, P. Todi, CMF memaparkan perihal bagaimana membangun personal identity. Baginya, personal identity itu memiliki tiga dimensi, yakni self-esteem, self-efficacy, dan self-monitoring.
“Personal identity terdiri dari tiga dimensi, yaitu pertama, self-esteem; seseorang merasa penampilan luar yang berharga, selalu bangga dengan diri sendiri dan sadar akan segala sesuatu yang lebih dalam dirinya. Kedua, self-efficacy; seseorang bisa melakukan apapun, mempunyai semangat belajar otodidak dan cepat move on. Ketiga, self-monitoring; seseorang bisa mengatasi persoalan apapun yang dihadapinya, mempunyai semangat bunglon-cepat beradaptasi dengan situasi dan konteks tertentu”, jelasnya.
Setelah mempresentasikan materinya, P. Todi, CMF menyampaikan beberapa pertanyaan penting kepada peserta yang hadir untuk didiskusikan dalam kelompok dan dipresentasikan. Diskusi dan presentasi kelompok merupakan feedback atas materi yang telah disampampaikan sekaligus menjadi tempat bagi para peserta untuk membagikan pengalaman pribadi mereka perihal pengembangan diri mereka di tanah rantau.
Kegiatan ini berlangsung di Komunitas Wisma Skolastikat Claretian, Jogjakarta dan dihadiri oleh 40 mahasiswa rantau. Seminar dan diskusi ini berlangsung selama 3 jam (pukul 16.30-19.30 WIB).
Melata, Kalimantan Tengah. Memperhatikan Surat Keputusan dari P. Valens Agino, CMF, Superior Delegatus, CMF Indonesia – Timor Leste, tertanggal 15 Juli 2022 perihal usulan pengangkatan dan penempatan yang disampaikan kepada Pimpinan Keuskupan Palangka Raya, maka pada tanggal 23 Desember 2022, pimpinan Keuskupan Palangka Raya, Mgr. Aloysius M. Sutrisnaatmaka MSF, mengeluarkan Surat Keputusan Keuskupan yang menetapkan keputusan Mengangkat P. Jefrryanus Ulu, CMF sebagai Pastor Paroki Mater Dei Melata dengan segala kewenangan dan kewajibannya sebagai Pastor Kepala Paroki, terhitung mulai tanggal 1 Januari 2023. Menindaklanjuti Surat Keputusan Uskup Palangka Raya ini, maka pada hari Minggu (8 Januari 2023, pkl. 08.00 WIB), bertepatan dengan Hari Raya Penampakan Tuhan dan Hari Minggu Misioner Sedunia dilaksanakan upacara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Pastor Paroki Mater Dei Melata dari Pastor Paroki lama, P. Pankratius Rehi Kandelu, CMF ke Pastor Paroki baru, P. Jeffryanus Ulu, CMF. Upacara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Pastor Paroki ini disatukan dalam Perayaan Ekaristi Kudus yang dipimpin oleh P. Pankratius Rehi Kandelu, CMF dan Upacara Pelantikan dilakukan setelah Homili oleh Perwakilan Dewan Keuskupan Palangka Raya, P. Yohanes Maharsono MSF dan disaksikan langsung oleh Perwakilan Pimpinan Dewan Kongergasi CMF Delegasi Indonesia – Timor Leste, P. Egenius Paul Madoni CMF.
Upacara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Pastor Paroki diawali dengan Pembacaan Surat Keputusan tentang Pembebastugasan Pastor Paroki lama dan Pengangkatan Pastor Paroki Baru oleh P. Yohanes Marharsono MSF sebagai Perwakilan Pimpinan Keuskupan Palangka raya (Sekretaris Keuskupan), dilanjutkan dengan pernyataan kesediaan dan janji dari Pastor Paroki baru, lalu mengucapkan doa dan melantik P. Jefrryanus Ulu CMF sebagai Pastor Paroki baru. Selanjutnya adalah Upacara simbolis Serah Terima Jabatan dan berkas -berkas Parokial oleh P. Pankratius Rehi Kandelu CMF kepada P. Jeffryanus Ulu CMF disaksikan oleh P. Yohanes (Keuskupan), P. Dony CMF dan seluruh Umat Allah yang hadir dalam perayaan Ekaristi. Setelah Upacara Serah Terima Simbolik jabatan dan berkas – berkas Parokial, selanjutnya diadakan pembacaan Berita Acara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan. Upacara hari ini juga dilengkapi dengan Upacara Pengukuhan Pastor Rekan P. Alexius Kedi, CMF dan P. Edvan Andreas Ru’u CMF serta Pengukuhan Dewan Pastoral Paroki Mater Dei Melata periode 2023-2025.
Sebelum Berkat Penutup Perayaan Ekaristi, diadakan sambutan-sambutan. Sambutan pertama oleh Pastor Yohanes (Perwakilan Dewan Keuskupan). Dalam sambutannya Pastor Yohanes mewakili Uskup Palangka Raya menyampaikan ucapan Terima Kasih atas pelayanan dan pengabdian P. Pankras CMF selama menjadi Pastor Paroki Mater Dei Melata dibawah payung Pelayanan Keuskupan Palangka Raya. Selamat bertugas di tempat misi yang baru, buah kasihmu yang manis akan selalu dikenang, teruslah berbuah kebaikan, jadilah garam dan terang dimanapun engkau diutus Tuhan. Pastor Yohanes juga menyampaikan proficiat atas pengakatan P. Jefry CMF sebagai pastor paroki yang baru. Selamat melayani Keuskupan Palangka Raya dan umat paroki Mater Dei Melata. Semoga Paroki Mater Dei ini dapat berkembang dan selalu memancarkan Kasih Allah di dunia ini, khususnya di bumi Kalimantan Tengah. Sambuatn Kedua, P. Dony mewakili Pimpinan Kongregasi CMF Delegasi Indonesia – Timor Leste. Dalam sambutannya, P. Dony CMF mengucapkan terima kasih kepada Keuskupan Palangka Raya karena telah mempercayakan pelayanan Paroki Mater Dei Melata kepada para Misonaris Claretian (CMF). Untuk Dewan Pastoral dan umat Allah Paroki Mater Dei Melata, P. Dony CMF mengucapkan terima kasih karena telah menerima para Misionaris CMF dengan baik dan telah bekerja sama, saling membantu dan menemani setiap kisah – kisah perjalanan dan pelayanan para misionaris. Ada kisah-kisah yang terdengar bahwa Dewan Pastoral dan Umat Allah Paroki Mater Dei Melata selama ini tidak pernah meninggalkan saudara kami dalam pelayanan dan dalam karya-karya. Semoga kerja sama dan hal-hal baik yang mewarnai karya-karya pastoral selama ini semakin berwarna dan Paroki Mater Dei Melata semakin berkembang dan siap menjadi garam dan terang dunia. P. Dony CMF juga menegaskan bahwa kehadiran DPP dan Umat merupakan bagian dan badan paling penting dari elemen kehidupan Paroki. Selanjutnya P. Dony CMF mengucapkan terima kasih atas kerjsama, pengabdian, dan pelayanan P. Pankras CMF selama menjalankan misi di Paroki Mater Dei Melata. Dan untuk P. Jefry, CMF, P. Alex CMF, dan P. Andre CMF, selamat bertugas dan berkarya, Caritas Christi Urget Nos. Bekerjalah dengan baik, tetap setia pada prinsip “Rooted and Audacious – Berakar dan Berani Keluar”. Sambutan selanjutnya diberikan kepada Ketua DPP, P. Pankras CMF dan P. Jefry CMF. Setelah sambutan, Misa dilanjutkan dengan berkat Penutup. Setelah Misa selesai, kesempatan diberikan oleh Foto Bersama. Setelah Perayaan Misa, atas inisiatif Dewan Pastoral dan umat Allah Paroki Mater Dei Melata diadakan acara Ramah Tamah dan Salaman Perpisahan dengan P. Pankras CMF yang dirangkai secara istimewa dalam ritual adat Dayak yang disebut: Koba Tongan. (Laporan dari P. Alexius Kedi, cmf)
Dari kiri ke kanan: P. Jeffryanus Ulu, cmf, P. Pankratius R. Kandelu, cmf dan Bapa Uskup Palangka Raya, YM. Mgr. Aloysius M. Sutrisnaatmaka, MSFKiri ke kanan: P. Pankratius R. Kandelu, cmf; P. Jeffryanus Ulu, cmf (pastor paroki baru); P. Eugenius Paul Madoni, cmf (Anggota Dewan CMF Indonesia-Timor Leste)Pelantikan Dewan Pastoral Paroki Mater Dei Melata
Melata, Kalimantan Tengah. Pada Hari Raya Penampakan Tuhan dan Hari Minggu Misioner Sedunia, Minggu (8/1/2023), Komunitas Paroki Mater Dei Melata mengadakan pelantikan dan serah terima jabatan pastor paroki dan pengukuhan pastor rekan dan dewan pastoral periode 2023-2025. Misa yang penuh rahmat itu dipimpin oleh P. Pankratius Rehi Kandelu, CMF.
Peristiwa berahmat tersebut merupakan penyerahan jabatan pastor paroki dari P. Pankratius Rehi Kandelu, CMF, selaku pastor paroki yang lama, kepada P. Jeffryanus Ulu, CMF, selaku pastor paroki yang baru. Penyerahan serah terima jabatan tersebut disaksikan oleh P. Yohanes Maharsono, MSF (Sekretaris Keuskupan Palangka Raya), P. Eugenius Paul Madoni, CMF (Perwakilan Dewan Delegasi Indonesia-Timor Leste), P. Aleksius Kedi, CMF, P. Edvan Andreas Ru’u, CMF, dan segenap umat yang hadir.
Upacara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Pastor Paroki diawali dengan Pembacaan Surat Keputusan tentang Pembebastugasan Pastor Paroki Lama dan Pengangkatan Pastor Paroki Baru oleh P. Yohanes Maharsono, MSF sebagai Perwakilan Pimpinan Keuskupan Palangka Raya, yang dilanjutkan dengan pernyataan kesediaan dan janji dari Pastor Paroki baru, pengucapan doa dan pelantikan P. Jefry, CMF sebagai Pastor Paroki baru, perayaan simbolis serah terima jabatan dan berkas-berkas paroki oleh P. Pankras, CMF kepada P. Jefry, CMF, dan pembacaan Berita Acara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan. Setelah itu, ada pula Upacara Pengukuhan Pastor Rekan P. Alexius Kedi, CMF dan P. Edvan Andreas Ru’u CMF serta Pengukuhan Dewan Pastoral Paroki Mater Dei Melata periode 2023-2025.
Dalam sambutan, P. Doni, CMF dan P. Yohanes, MSF sama-sama mengucapkan rasa terima kasih kepada P. Pankras, CMF yang telah mengabdikan diri dalam di Paroki Mater Dei Melata, sembari mendoakan yang terbaik untuk P. Pankras, CMF di tempat misi yang baru. Keduanya juga mengucapkan profisiat kepada P. Jefry, CMF yang telah memberi diri untuk memimpin umat Allah di Paroki Mater Dei Melata. Tak lupa pula, P. Doni, CMF mengingatkan para misionaris yang berkarya di Paroki Mater Dei Melata untuk senantiasa mengakarkan diri pada Allah dan berani keluar untuk bermisi di tengah umat.
Perayaan tersebut ditutup dengan acara ramah tamah dan perpisahan dengan P. Pankras yang dirangkai dalam adat Dayak, yakni Koba Tongan.
Lasiana, Kupang. Sebagai persiapan sebelum berangkat ke tanah misi, para frater yang tergabung dalam Misi Universal mendapat kursus tentang interkultural. Pembekalan ini berlangsung selama empat hari, yakni pada 4-7 Januari 2023, bertempat di Aula Claretian House, Kupang.
Tema umum yang menjadi bahan pembicaraan selama kursus ini adalah Komunitas Interkultural. Tujuan dari pemberian kursus ini adalah untuk memberikan pemahaman baru mengenai kehidupan misi di tempat para frater diutus. Harapannya agar sesampai di sana, para frater telah siap dengan segala sesuatu yang baru di tanah misi, yakni budaya, bahasa, cara hidup, cara berpikir, dan lain sebagainya.
Fr. Alfridus Sonsi Sandru, CMF, salah satu frater yang tergabung dalam Misi Universal mengaku bersyukur dan bahagia dengan program delegasi untuk mereka. Diakuinya bahwa kursus interkultural yang dilaksanakan selama empat hari ini memberinya insight baru yang membantunya untuk lebih mempersiapkan diri sebelum berangkat ke tanah misi. Sebab, dalam kursus tersebut, mereka mendapatkan materi tentang interkulturalitas, komunitas interkultural, formasi interkultural, tentang misi, dan tema-tema lain yang berkaitan tentang misi. Adapun juga materi yang terbingkai dalam sharing dari P. Aquilino Bocos Merino, CMF dan P. José Cristo Rey Garcia Paredes, CMF.
Selain mendapat materi dan teori, Fr. Frid, CMF juga menerangkan bahwa dalam kursus ini, para frater Misi Universal mendapat kesempatan untuk mendengar kisah dari para pemandu kursus, yakni dari P. Yohanes dari Salib Jeramu, CMF, P. Yoseph F. Melo, CMF, P. Francisco Baeza Roca, CMF, P. Valens Agino CMF, dan dari Fr. Gabriel Dion Klau, CMF tentang suka duka kehidupan di tanah misi di negara lain.
Para frater yang tergabung dalam Misi Universal kali ini berjumlah enam orang. Rinciannya, tiga frater mendapat perutusan ke Spanyol dan tiga frater lainnya mendapat perutusan ke Kolombia.
Lasiana,Kupang. Untuk mengisi waktu libur Natal dan Tahun Baru, Komunitas Seminari Hati Maria mengadakan kursus filsafat, pada 5-7 Januari 2023, bertempat di Aula Seminari Hati Maria, Kupang. Dalam kursus ini, para frater mendapat bimbingan langsung dari P. Peter Tan, SVD.
Dalam kursus tersebut, P. Peter membahas tentang tokoh-tokoh filsafat beserta permasalahan filosofis yang menjadi kekhasan pemikiran para filsuf yang bersangkutan. Terdapat enam tokoh yang menjadi materi kursus, yakni Heidegger (tentang kritik terhadap metafisika barat dan konsep tentang Ada), Immanuel Kant (tentang perdamaian abadi dan bangsa-bangsa setan), Jean Baudrillard (tentang tanda dalam masyarakat konsumsi dan informasi), Hannah Arendt (tentang tindakan politik dan banalitas kejahatan), Richard Rorty (tentang konsep manusia ironis liberal dan konsep solidaritas tanpa refleksi), dan Michael Sandel (tentang keadilan dan tirani meritokrasi).
P. Peter mengutarakan bahwa tujuan dari kursus ini adalah untuk merangsang daya kritis para frater dalam melihat fenomena-fenomena yang terjadi dalam masyarakat. Dengan bantuan para filsuf, diharapkan bahwa para frater bisa melihat situasi dalam masyarakat secara lebih bijak.
Selain itu, dalam beberapa kesempatan kursus, sebagai tindak lanjutnya, P. Peter menantang para frater untuk berani meneliti satu filsuf secara mendalam. Terlebih, P. Peter mengharapkan bahwa nantinya para frater mau menjadikan salah satu filsuf yang dibahas itu sebagai bahan untuk penulisan tugas akhir atau skripsi. P. Peter mendukung penuh para frater yang punya niat dan gairah untuk menulis skripsi tentang salah satu tokoh yang dibahas dalam kursus ini.
Para frater komunitas Seminari Hati Maria mengaku bahagia dengan kursus yang berlangsung selama tiga hari ini. Dengan bimbingan dari P. Peter, para frater bisa memahami dengan baik konsep-konsep filsafat dari tokoh-tokoh yang dibahas.
Lasiana,Kupang. Sebelum menutup kalender tahun 2022, Komunitas Seminari Hati Maria (SHM) mengadakan pertemuan dan evaluasi akhir tahun, pada Kamis (29/12/2022), bertempat di aula SHM. Tujuan dari pertemuan dan evaluasi ini adalah untuk melihat kembali semua kegiatan yang telah dilaksanakan, untuk melihat kekurangan dari setiap kegiatan yang telah dilaksanakan, dan untuk menjadi momentum membangun komitmen baru di masa mendatang.
Pertemuan dan evaluasi komunitas SHM dibuka dengan sebuah rekoleksi mini yang dibawakan oleh P. Kristoforus Landur, CMF. Terinspirasi dari teks 2 Kor 5:11-21, P. Kristo, CMF membagikan tiga kata kunci yang menjadi bahan permenungannya yakni anugerah, meninggalkan, dan belas kasih.
Dari tiga kata kunci itu, P. Kristo, CMF mengajak komunitas untuk menyadari bahwa misi yang diemban komunitas merupakan anugerah dari Allah, sehingga yang dikerjakan dalam kehidupan komunitas adalah kepentingan Allah. Selanjutnya, pastor ekonom komunitas SHM ini juga mengajak komunitas untuk berani bangkit dari kejatuhan sebagai momen untuk meninggalkan cara hidup yang lama. Akhirnya, komunitas diajak untuk terbuka pada belas kasih Allah yang senantiasa tercurah kepada tiap-tiap anggota komunitas.
Setelah mengadakan rekoleksi mini, P. Yoseph Ferdinandus Melo, CMF mengajak komunitas untuk melihat sejenak kegiatan Asembli Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste yang telah dilaksanakan di rumah retret Wisma Claretian Benlutu pada 6-11 Desember 2022. Kegiatan akbar tahunan delegasi tersebut dihadiri oleh prefek umum formasi kongregasi, P. Joseph Mbungu-Mutu, CMF.
Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan evaluasi dari setiap seksi yang ada dalam komunitas SHM. Di sini, setiap ketua seksi mempresentasikan hasil kerja seksi selama satu semester terakhir. Setelah itu, evaluasi akhir tahun komunitas SHM berlanjut pada pembahasan tujuh impian komunitas sebagaimana tertuang dalam proyek komunitas SHM. Dalam membahas impian-impian tersebut, anggota-anggota komunitas dibagi ke dalam tujuh kelompok. Setiap kelompok diminta untuk mendiskusikan satu impian yang kemudian dipresentasikan dalam pertemuan.
Sebagai penutup, P. Ferdy, CMF, selaku superior komunitas mengucapkan terima kasih kepada komunitas yang telah berdinamika bersama selama setahun. P. Ferdy, CMF juga menyampaikan beberapa pesan penting kepada komunitas, yakni pertama, aspek dasariah formasi komunitas SHM adalah spiritualitas hati; kedua, proyek komunitas merupakan road map, roh, dan prinsip hidup komunitas SHM; ketiga, pentingnya evaluasi proyek komunitas dilaksanakan secara berkala agar semakin mendarahdaging dalam setiap anggota komunitas.
Pertemuan dan evaluasi akhir tahun komunitas SHM diakhiri dengan acara serah terima Dekalog Impian Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste.
Lasiana,Kupang. Dalam rangka merayakan hari raya kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus, para frater Seminari Hati Maria (SHM) mendapat perutusan untuk mengadakan asistensi di paroki-paroki dan kapela-kapela. Asistensi Natal tersebut terlaksana pada 23-26 Desember 2022.
Pada kesempatan tersebut, para frater filosofan berkesempatan untuk mengadakan asistensi di kapela-kapela tempat para frater berkerasulan (kapela Matani, kapela Kaniti, kapela Bimopu, kapela Binilaka, kapela Sungkaen, kapela Oepaha, kapela Manuat, kapela Poplae, kapela Noeltes). Sedangkan para frater teologan dan para frater misi universal berkesempatan untuk mengadakan asistensi di paroki-paroki (Paroki Panite, Paroki Benlutu, Paroki Oenopu dan Paroki Nurobo).
Cerita Para Frater SHM
Fr. Bastian Julian, CMF (tingkat III) mengaku sangat berbahagia bisa menjalankan asistensi di Kapela Oepaha. Frater kelahiran Manggarai ini mengisahkan bahwa Natal-nya bersama umat kapela Oepaha harus mendapat tantangan berat dari hujan lebat. Keberadaan hujan yang lebat di malam Natal hampir membuat Fr. Bastian dan umat kapela Oepaha patah semangat.
“Pas momen Natal, hujan begitu lebat, begitu deras. Tetapi bagaimana saya merasakan perjuangan itu ketika saya dan umat-umat di Oepaha itu waktu kami menanggung koor di Oeltua, kami tu berani jalan dengan hujan-hujan”, imbuhnya.
Namun, mereka bisa melalui tantangan itu berkat komitmen kuat untuk merayakan Natal dengan penuh sukacita. Semangat untuk merayakan Natal justru membuat Fr. Bastian dan umat Oepaha memberanikan diri untuk menerobos hujan deras demi bisa merayakan Natal.
“Yang saya mau garisbawahi di sini ialah bagaimana dengan perayaan Natal, momen Natal itu bisa membangkitkan semua umat, khususnya saya secara pribadi, tergerak melawan, khususnya melawan mau cuaca kah atau mau apa, tetapi dengan semangat itu kami bisa bekerja sama, berjuang sama-sama dari Oepaha sampai di Oeltua”, katanya sambil bersyukur dengan momen tersebut.
Fr. Bastian merefleksikan bahwa momen hujan lebat di hari Natal merupakan bagian yang terindah dalam hidupnya. Dia menyebutkan bahwa momen tersebut adalah sebuah hadiah Natal.
Kebahagiaan juga dirasakan oleh Fr. Jondry Siki, CMF (tingkat VI) yang berasistensi di paroki Benlutu, khususnya di kapela Koa. Fr. Jondry menuturkan bahwa dengan berasistensi di paroki Benlutu, dia bisa bernostalgia lagi dengan orang-orang di sana. Sebab, beberapa waktu yang lalu, paroki Benlutu menjadi tempat di mana frater asal Napan ini bisa belajar berpastoral.
Selain itu, Fr. Jondry juga mengakui bahwa dirinya bahagia bisa berasistensi di kapela Koa lantaran mendapat kepercayaan dari RD. Hilers, Pr (pastor paroki Benlutu) untuk mengatur semua liturgi parayaan Natal. Hal ini memberi kesempatan bagi Fr. Jondry untuk bisa belajar mengatur liturgi.
“Orangnya [RD. Hilers, Pr] sangat memberikan ruang untuk kita bisa menyampaikan sesuatu, melaksanakan sesuatu di tempat asistensi. Apalagi saya dengan romo di Koa, dan dia memberikan saya keluasan untuk mengatur liturgi”, katanya.
Selama berada di kapela Koa, Fr. Jondry banyak membuat kegiatan, yakni melatih ajuda, membantu membuat kandang Natal, melatih jawaban-jawaban liturgi berdasarkan TPE versi terbaru, mengadakan pijat refleksi, dan sharing dengan umat.
Pengakuan Komunitas Tempat Berasistensi
Fr. Ceis Amaral, CMF (tom-er komunitas paroki Panite) berbahagia dengan kehadiran para frater yang berasistensi di wilayah paroki Panite. Frater asal Fohoren ini menuturkan bahwa kehadiran para frater yang berasistensi di paroki Panite memberikan banyak inspirasi dan semangat baru dalam bermisi.
“Kami sangat senang dengan kehadiran mereka. Kami senang karena mereka datang dengan semangat yang baru, yang menginspirasi kami juga untuk terus bersemangat dalam melakukan pelayanan di tempat misi”, tuturnya.
Tidak hanya itu, tom-er Ceis, CMF juga mengaku bahwa kehadiran para frater SHM yang berasistensi bisa membantu komunitas paroki Panite dalam mempersiapkan segala sesuatu menyangkut Perayaan Ekaristi Natal. Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan adalah mengiringi koor dengan musik.
“Kehadiran mereka membantu banyak hal dalam pelayanan. Misalnya bisa bermain musik, sehingga orang bisa mengikuti perayaan dengan baik”, katanya.
Nada kebahagiaan yang sama juga diungkapkan oleh Fr. Erik Bheo, CMF (tom-er komunitas paroki Oenopu). Beliau menuturkan bahwa keberadaan frater-frater yang berasistensi di paroki Oenopu mendatangkan sukacita bagi komunitasnya.
“Secara komunitas, kami bersukacita, pertama karena perjumpaan, yang kedua karena persaudaraan yang kami hidupi dalam kebersamaan kami, dan yang ketiga juga karena kesuksesan dalam karya misi di tempat ini terutama pelayanan Natal”, katanya.
Tom-er Erik, CMF menjelaskan bahwa selama para frater berada di paroki Oenopu untuk berasistensi, ada banyak hal yang mereka laksanakan, di antaranya pelayanan sakramen, membantu menyukseskan persiapan Natal, turut serta dalam mendekorasi gereja dengan pernak-pernik Natal dan ikut mengunjungi rumah umat untuk menyampaikan sukacita Natal.
Lasiana, Kupang. Menutup kalender kerja 2022, Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste mengadakan asembli tahunan pada 6-11 Desember 2022 di rumah retret Wisma Claretian, Benlutu. Pada kesempatan itu, P. Joseph Mbungu-Mutu, CMF selaku prefek umum Formasi hadir dalam asembli tersebut.
Selain hadir dalam rangka asembli, P. Joseph juga mengadakan pertemuan dengan para formator se-delegasi di tempat yang sama pada Senin (12/12/22). Tentunya P. Joseph memberi banyak insight seputar kehidupan delegasi dan kehidupan formasi dalam delegasi.
Selepas asembli, P. Joseph mengadakan kunjungan ke rumah-rumah formasi yang ada dalam delegasi pada 13-23 Desember 2022. Kunjungan tersebut dimulai dari Komunitas Novisiat Claretian Benlutu, lalu berlanjut ke Komunitas Seminari Hati Maria Kupang dan Komunitas Pra-Novisiat Claret Kupang. Setelah itu, P. Joseph mengunjungi Komunitas Wisma Skolastikat Claretian Jogjakarta. Kunjungan itu berakhir di Komunitas Santo Antonius Maria Claret Sinaksak. Dalam kunjungan ke rumah-rumah formasi tersebut, P. Joseph ditemani P. John Jeramu, CMF selaku prefek formasi delegasi.
Kunjungan ini sangat berarti baik bagi P. Joseph sendiri maupun para frater dalam rumah-rumah formasi. Kedua pihak bisa saling sharing dan mendengarkan masukan dan evaluasi serta mendengarkan impian dan harapan untuk kehidupan formasi yang lebih baik.
CMFIndoTiles – Rekoleksi Sehari Ikatan Religius Keuskupan Agung Kupang (IRKAK)
Lasiana, Kupang. Dalam rangka mengisi masa Adven dengan refleksi-refleksi rohani untuk menantikan kedatangan Kristus Sang Penyelamat, Ikatan Religius Keuskupan Agung Kupang (IRKAK) mengadakan rekoleksi bersama di Aula Claret, pada Rabu (21/12/2022). Rekoleksi tersebut dipimpin oleh P. Yoseph Ferdinandus Melo, CMF.
Tema yang diangkat dalam rekoleksi itu adalah “Maria: Ikon Sequela Christi yang Sempurna di Tengah Tantangan Budaya Sementara”. Dalam materi tersebut, pertama-tama, para peserta diajak untuk melihat bahwa Hidup Bakti merupakan anugerah dari Tuhan. Menurut P. Ferdy, melalui Hidup Bakti itu sendiri, setiap kaum Hidup Bakti mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Tuhan, yang adalah Sang Indah itu sendiri.
Ilalang dalam Kehidupan Kaum Hidup Bakti
Namun, lanjut P. Ferdy, ada begitu banyak ilalang yang tumbuh di dalam kehidupan Kaum Bakti. Beberapa yang dibeberkan adalah pengalaman iman akan Allah dari kaum Hidup Bakti yang memudar; kaum Hidup Bakti terpenjara dalam budaya fragmentari yang terpecah-pecah dan sementara sehingga menggerogoti dan melemahkan komitmen seorang religius dalam mengambil keputusan-keputusan yang bersifat tetap dan permanen; institusi Hidup Bakti kurang terbuka terhadap gerakan pembaharuan yang dibawa oleh Roh Kudus; kurangnya pengolahan atas pengalaman ketidaknyamanan yang disebabkan oleh tingginya impian pribadi sehingga menyebabkan seorang kaum Hidup Bakti kehilangan orientasi hidup; dan kaum Hidup Bakti menemukan kesulitan dalam membangun relasi interpersonal dan komuniter.
Bunda Maria: Ikon Sequela Christi yang Sempurna
Dalam menghadapi momen ilalang ini, P. Ferdy mengajak para peserta untuk belajar dari kemuridan Bunda Maria dalam mengikuti Yesus. Bunda Maria merupakan ibu sekaligus murid dari Yesus Kristus sendiri. Kemuridan Maria ini tidak terlepas dari bagaimana Bunda Maria mendengarkan dengan baik Sabda yang disampaikan Allah melalui Malaikat Gabriel.
Bunda Maria sendiri adalah pribadi yang terbuka pada siapa saja yang datang padanya. Bagi P. Ferdy, ketika mendengarkan siapa saja yang datang untuk menyampaikan keluhannya, Bunda Maria akan mendengerakan. Tetapi, Bunda Maria tidak akan mendengarkan dengan telinga fisiknya saja, tetapi dengan telinga hatinya.
Bunda Maria adalah gambaran pembaktian diri kepada Allah yang paling sempurna kepada Allah. Di dalam pembaktian diri itu, Bunda Maria menjadi murid yang paling setia dalam mengikuti Yesus. P. Ferdy menjelaskan, dengan mengutip St. Yohanes Paulus II, bahwa di atas jejak kaki Yesus ada jejak kaki Santa Perawan Maria.
Setelah materi rekoleksi di sampaikan, peserta diajak untuk berefleksi sejenak tentang relasi personal diri sendiri dengan Bunda Maria. Kemudian, rekoleksi dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi sekaligus sebagai penutup rekoleksi IRKAK. Dalam rekoleksi itu, peserta yang hadir berasal dari biara-biara yang tinggal di sekitaran Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.
Benlutu, Timor Tengah Selatan. Pada Selasa (22/11/2022), P. Valens Agino, CMF memberkati rumah retret Wisma Claretian. Gedung rumah retret yang diberkati adalah gedung baru dengan jumlah 10 kamar dan gedung lama yang baru saja direnovasi serta Gua Maria yang letaknya tidak jauh dari gedung rumah retret.
Misa pemberkatan dimulai pukul 11.00 waktu setempat bertempat di kapel rumah retret. Namun, pada saat pemberkatan, Benlutu dan sekitarnya diguyur hujan lebat. Alhasil, hujan tersebut mempengaruhi proses pemberkatan gedung rumah retret yang baru dan gedung renovasi. Meski demikian, dengan bantuan sejumlah payung, pemberkatan ini dapat dilaksanakan dengan aman, khidmat dan damai.
Misa pemberkatan tersebut dipimpin oleh P. Valens Agino, CMF sebagai selebran utama. Adapun yang hadir dalam Misa tersebut adalah para Dewan Delegasi, yakni P. Donny, CMF dan P. Niko Ilan, CMF; para pater, bruder, dan frater dari Komunitas Novisiat Claretian Benlutu; P. Robin Makin, CMF dari Komunitas Panite; para frater Misi Universal; dan sejumlah umat Allah.
Profil Rumah Retret Wisma Claretian
Rumah Retret Wisma Claretian terletak di Desa Benlutu, Kabupatern Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Rumah retret milik Kongregasi Para Misionaris Claretian ini masih satu lingkungan dengan wilayah Komunitas Novisiat Claretian Benlutu.
Rumah retret tersebut memiliki fasilitas seperti Kapela, Gua Maria, sebuah aula pertemuan plus tempat makan, kamar-kamar tidur yang telah dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi dalam.
Rumah retret Wisma Claretian ini hadir untuk menjawabi kebutuhan rohani orang-orang yang ingin semakin mendekatkan diri pada Tuhan seperti dalam retret dan rekoleksi. Bertempat jauh dari keramaian dan hiruk pikuk kota, rumah retret ini bisa membantu siapa saja yang ingin mencari ketenangan ataupun sekadar menghidup udara segar.
Rumah retret Wisma Claretian ini juga bisa mewadahi orang-orang yang ingin mengadakan pertemuan-pertemuan non-rohani seperti pelatihan dan rapat. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut, pihak rumah retret memiliki fasilitas seperti kursi-meja, speaker–mic dan proyektor yang bisa menunjang kelancaran pertemuan.