English Camp di Komunitas Pra Novisiat Claret

oleh | Feb 10, 2024 | Berita, Komunitas PNC

Matani, Kupang. Liburan tidak selalu berarti momen untuk berhenti belajar. Itulah yang dialami Komunitas Pra-Novisiat Claret (PNC) Kupang. Untuk mengisi waktu liburan pembelajaran akhir semester ganjil tahun ajaran 2023/2024, Komunitas PNC mengadakan kegiatan English Camp 2024 selama 12 hari pada 8-20 Januari 2024.

Para peserta terdiri dari 10 Postulan CMF, 17 Aspiran CMF, dan 2 Postulan dari Kongregasi Misionaris Claretian (MC). Mereka dipandu oleh 5 tutor yang juga sekaligus penyelenggara English Camp 2024, yakni Miss Regi, Miss Annie, Miss Wiwin dan P. Metodius Manek, CMF.

English Camp adalah suatu kesempatan untuk mengembangkan Bahasa Inggris dengan gaya yang menarik. Bahasa Inggris itu lebih merupakan satu skill, bukan pengetahuan teoretis belaka. Dampaknya lebih kepada skill berbahasa”, demikian ujar P. Metodius Manek, CMF selaku koordinator penyelenggara English Camp 2024, yang akrab disapa Pater Todi. Ia menyampaikan, salah satu hal yang sangat penting bagi peserta adalah pengembangan skill untuk belajar mandiri.

Tema-tema yang Berbeda Setiap Hari

Para tutor bekerjasama untuk merancang tema-tema yang menarik bagi para peserta diskusikan dan kemudian dipresentasikan hasilnya. Tema-tema yang diangkat sangat beragam, seperti Family, Superhero, Garden, Cooking Cook, Travelling, Debate-Government, Amazing Race, Job, Weather, Church dan ditutup dengan Cultural Night.

Setiap tema dirancang dengan dinamika yang berbeda-beda dalam setiap kelompok. Tema tersebut dibuat untuk membangun konsep-konsep berpikir dalam diri setiap peserta. Contohnya, tema Family, para tutor meminta para peserta untuk menulis siapa tokoh yang menjadi panutan (role model) mereka di dalam keluarga. Kemudian mereka mempresentasikan tulisan tersebut pada malam hari.

Menariknya, dengan tema ini para tutor menjamin bahwa setiap peserta menulisnya dengan hati. Selain itu, tujuan utama dari setiap tema ini adalah untuk memperkaya perbendaharaan kosakata dari setiap peserta. Untuk itu, para peserta diharuskan untuk selalu membawa kamus sepanjang kegiatan berlangsung.

Animasi Kegiatan yang Menarik

Kegiatan yang padat biasanya membosankan. Namun, tidak terjadi dengan kegiatan English Camp di tahun ini. Agar para peserta tidak hanya berkutat dengan materi terkait tema saja dan kemudian merasa bosan, maka setiap kegiatan selalu diselingi dengan game vocabulary, bernyanyi, bahkan dance bersama. Hal itu dimaksudkan untuk menciptakan situasi belajar yang nyaman dan kondusif bagi para peserta.

“Dengan keadaan belajar yang nyaman dan kondusif, maka ide-ide akan muncul dengan sendirinya,” ujar Pater Todi. Hal ini sungguh tampak dari berbagai kreativitas yang dimunculkan oleh para peserta English Camp 2024.

Kondisi nyaman itu juga membuat para peserta berani tampil berbicara di depan umum. “Saya banyak belajar bukan hanya dari usaha saya sendiri, melainkan juga dari teman-teman lain. Kepercayaan diri khususnya public speaking saya meningkat, sehingga saya semakin berani berbicara di depan banyak orang”, demikian disampaikan oleh Jefrianus Banusu, salah seorang peserta dari tingkat Postulan CMF.

Hal senada juga disampaikan oleh Antonius Veto Nago, salah seorang peserta dari tingkat Aspiran CMF, “Saya berlatih untuk berbicara dengan baik di depan umum dan dapat mempertahankan argumen ketika berdebat. Saya tidak hanya belajar Bahasa Inggris, tetapi juga diajak untuk berpikir kreatif,” ujarnya.

Menanamkan Nilai Persaudaraan

Disamping menambah pengetahuan bagi peserta, kegiatan ini juga berhasil menumbuhkan rasa persaudaraan diantara mereka. Penyelenggara English Camp 2024 tidak mengelompokkan para peserta berdasarkan tingkat kemampuan mereka, tetapi meleburnya menjadi lima kelompok kecil dengan kemampuan Bahasa Inggris yang beragam. Dengan demikian, dalam dinamika kelompok, para peserta menjadi lebih aktif dan saling membantu.

“Secara umum kegiatan ini sukses dan sesuai ekspektasi. Harapan selanjutnya, setiap peserta English Camp tahun mendatang terdorong untuk mempunyai kemauan untuk belajar mandiri. Oleh karena itu, metode dan dinamika English Camp perlu mendapat perhatian khusus agar memungkinkan semua ekspektasi tersebut terwujud,” tutup Pater Todi. (Laporan Junedi Tamba, Siprianus Manafe, Geri Gizindo Lake dan Fransiskus Xaverius Charlos Lado Hadjon (para aspiran CMF))