Tahbisan Diakonat Tiga Misionaris Claretian Indonesia-Timor Leste

oleh | Mei 31, 2022 | Tahbisan

Tahbisan Diakonat. Kupang (31/05/2022).

(Mgr. Edmund Woga, C.Ss.R Mengingatkan Soal Pelayanan dari Seorang Diakon)

Penfui, Kupang. Bertepatan dengan Pesta Bunda Maria Mengunjungi Elisabet dan Claretian Vocation Day, Mgr. Edmund Woga, C.Ss.R telah menahbiskan tiga frater Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste Kongregasi Putra-putra Hati Tak Bernoda Maria menjadi diakon. Misa tahbisan diakonat itu dilaksanakan di Kapela Seminari Tinggi St. Mikhael, Penfui, Kupang, pada Selasa (31/5/2022).

Tiga frater yang telah ditahbiskan menjadi diakon dari Kongregasi Putra-putra Hati Tak Bernoda Maria adalah Dkn. Anggalius Yoseph Usfal, CMF; Dkn. Edvan Andreas Ruu, CMF; dan Dkn. Patris Urbat, CMF.

Dalam homilinya, Mgr. Edmund mengingatkan para calon diakon akan pentingnya dimensi pelayanan sebagai panggilan dari seorang diakon menjadi pelayan Allah untuk melayani umatNya. Mgr. Edmund mengambil Yohanes dan Yesus sebagai gambaran teladan dalam pelayanan.

“[Yohanes] Menjadi pelayan bagi Mesias. Sementara Mesias sendiri menyatakan dirinya sebagai Hamba Allah. Itu berarti bahwa semua cerita ini berkisah sekitar karya pelayanan. Dan itu yang sedang kita rayakan pada hari ini”, jelasnya.

Dengan ditahbiskan menjadi diakon, Mgr. Edmund mengajarkan para diakon bahwa spirit tahbisan diakonat tidak bisa dilepaskan setelah menerima tahbisan imamat. Dengan demikian, para diakon diingatkan bahwa seorang diakon adalah tetap seorang pelayan, bukan tuan.

“Kita harus tetap menjadi pelayan, tetap menjadi hamba bagi Tuhan dan bagi umat-Nya. Kalau tidak demikian, kita gagal. Dan kalau kita gagal, itu berarti bahwa kita tidak ikut ambil bagian dalam rahmat pentahbisan yang kita terima”, tegasnya.

Uskup Keuskupan Weetebula ini juga mengajak para diakon untuk menjadikan pelayanan sebagai bagian dari diri yang tak bisa dilepas begitu saja. Pelayanan mestinya menjadi inti dari kehidupan para diakon.

“Hakekat pelayanan harus menjadi hakekat di dalam kehidupan dan gerak-gerik sikap dan tingkah laku kita sehari-hari dalam rangka kita menjawab panggilan Allah bagi kita untuk menjadi pelayan khusus di dalam Gereja”, katanya.

Pada kesempatan berahmat itu pula, Uskup kelahiran Hewokloang, Sikka, 17 November 1950  ini juga mengingatkan para diakon untuk senantiasa mengingat tugas penting seorang diakon, yakni berdoa. Berdoa adalah tugas rohani dari seorang diakon. Tugas ini tidak bisa lepas dari diri seorang diakon.

Selain menahbiskan para frater dari Kongregasi Putra-putra Hati Tak Bernoda Maria, Mgr. Edmund Woga, C.Ss.R juga menahbiskan 11 frater dari Keuskupan Agung Kupang, 5 frater dari Keuskupan Weetebula, dan 1 frater dari Keuskupan Atambua.

Profisiat untuk para frater yang telah ditahbiskan menjadi diakon, khususnya tiga saudara dari Kongregasi Putra-putra Hati Tak Bernoda Maria. Selamat menjadi pelayan Allah dan pelayan umat Allah.