Pelatihan Pengolahan Sorgum, Rumput Laut, Pisang, dan Gula Lontar oleh Komunitas SEPEKita

Lasiana, Kupang. Komunitas SEPEKita kembali menggelar pelatihan bersama pengolahan pangan lokal menjadi produk bernilai ekonomis, pada Sabtu (9/12/2023). Pada kesempatan pelatihan kali ini, produk yang digunakan untuk pelatihan adalah sorgum, rumput laut, pisang dan gula lontar.

Dalam pelatihan tersebut, para peserta diajarkan secara langsung cara mengolah sorgum, rumput laut, pisang, dan gula lontar menjadi produk cemilan sehat, seperti biskuit, keripik, dan produk makanan lainnya.

Bahan-bahan pangan yang menjadi produk pelatihan ini sengaja dipilih dengan mengingat bahwa bahan-bahan tersebut memiliki potensi yang luar biasa bagi pasar UMKM. Dengan demikian, para peserta diajak untuk melatih keterampilan dengan mengolah produk-produk pangan lokal tersebut menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Para peserta yang turut hadir dalam pelatihan tersebut terlihat sangat antusias dengan kegiatan ini. Pelatihan ini memberi para peserta pengetahuan dan keterampilan baru dalam mengolah bahan pangan lokal yang rupanya ada di sekitar mereka.

Ibu Yustin Sadja selaku pemberi pelatihan ini berharap, kegiatan pengolahan bahan pangan lokal seperti ini dapat mendorong masyarakat untuk mengembangan usaha cemilan sehat berbasis bahan pangan lokal.

Pelatihan pengolahan bahan pangan lokal yang diprakarsai oleh Komunitas SEPEKita ini dilaksanakan di Aula Claret. Para peserta yang terlibat dalam pelatihan tersebut adalah anggota Komunitas SEPEKita, para frater misionaris Claretian, dan beberapa anak muda yang tergabung dalam kelompok AMC.

Galeri Foto

Puncak Pesta Claret 2023 di Paroki Santo Antonius Maria Claret, Oenopu

Oenopu, Timor Tengah Utara. Paroki St. Antonius Maria Claret, Oenopu menjadi saksi dari sebuah perayaan yang tak terlupakan, dalam rangka puncak Pesta Claret 2023. Pesta yang ditunggu-tunggu oleh para Claretian di seantero dunia ini menggabungkan momen perayaan St. Antonius Maria Claret yang dirayakan setiap tanggal 24 Oktober, dengan momen penting lainnya, yakni pesta perak 25 tahun hidup membiara dari lima pater Claretian dan syukur atas tahbisan suci dari lima imam baru Claretian.

Pembagian Sembako dan Pelatihan Pengolahan Bahan Lokal

Momen puncak Pesta Claret 2023 di Oenopu dibuka dengan pembagian sembako. Pembagian sembako ini diperuntukan bagi keluarga kurang mampu yang berdomisili di paroki pusat maupun di stasi-stasi yang tersebar di wilayah paroki. Kegiatan bertajuk “Aksi Bulan Claret: Menebar Kasih, Menabur Harapan, Menuai Kehidupan demi Keutuhan Ciptaan” ini terselenggara berkat kerja sama Paroki St. Antonius Maria Claret dan tim Solidaritas dan Misi (SOMI) melalui Komunitas SEPEKita. Selain itu, Komunitas SEPEKita juga mengadakan pelatihan pengolahan produk lokal menjadi produk bernilai ekonomi tinggi.

Kegiatan bagi-bagi sembako dan pelatihan pengolahan produk lokal ini merupakan bagian penting dalam semangat kebersamaan dan kepedulian sosial bagi mereka yang membutuhkan bantuan. Sembako yang dibagikan berupa beras, minyak goreng, gula, dan kebutuhan pokok lainnya. Para sukarelawan dari pihak paroki maupun dari pihak komunitas bekerja keras untuk memastikan bahwa bantuan tersebut sampai kepada mereka yang membutuhkannya. Sedangkan bahan-bahan yang dipakai untuk pengolahan berupa ubi, labu, asam, dan lainnya.

Misa Puncak Pesta Claret 2023

Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste secara sengaja memilih Paroki St. Antonius Maria Claret, Oenopu sebagai venue puncak Pesta Claret 2023 karena nama pelindung paroki adalah St. Antonius Maria Claret. Misa puncak Pesta Claret 2023 dirayakan pada 24 Oktober 2023 pukul 15.30 yang dipimpin oleh P. Yos Markus Arkian, CMF sebagai selebran utama. Misa dirayakan secara semarak bersama seluruh umat paroki.

Selain itu, dalam pesta yang sama, dirayakan pula 25 tahun hidup membiara dari lima pater Claretian, yakni P. Dami Tasaeb, CMF; P. Gab Bahan, CMF; P. Justino Galvao, CMF; P. Fenz Poca, CMF; dan P. Yos Markus, CMF. Adapula perayaan syukur atas rahmat tahbisan imamat dari lima imam baru yang ditahbiskan pada 18 Oktober 2023 lalu.

Setelah Misa, semua yang hadir dalam pesta tersebut disuguhkan dengan acara-acara, seperti tarian bersama, dance dari anak-anak sekami, nyanyian, dan lain sebagainya.

Galeri Foto

Komunitas SEPEKita Bagi-bagi Sembako di Kapela St. Maria Noeltes

Noeltes, Kupang. Pada Minggu (15/10/2023), Komunitas SEPEKita mengadakan kegiatan bagi-bagi sembako di Kapela St. Maria Lordes, Noeltes. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Komunitas SEPEKita dalam membantu masyarakat, terutama dalam mengatasi kesulitan ekonomi yang semakin meningkat.

Kegiatan bagi-bagi sembako ini dimulai dengan Perayaan Ekaristi Kudus. P. Selestinus Panggara, CMF selaku pemimpin rombongan berkesempatan memimpin perayaan syukur tersebut. Dengan diinspirasi bacaan liturgi hari Minggu Biasa XXVIII, bagi P. Seles, CMF, pertemuan antara umat Noeltes dengan Komunitas SEPEKita semata-mata karena kedua kelompok ini menerima undangan Tuhan untuk berkumpul di sekitar altar Tuhan.

Selepas Misa, umat Noeltes berkumpul di depan Kapela St. Maria Lordes untuk menerima bantuan yang telah disediakan. Masing-masing keluarga menerima satu bingkisan sembako yang isinya berupa kebutuhan hidup harian. Adapun juga anak-anak sekami menerima bingkisan kecil.

Umat Allah yang mendapat bantuan sembako ini tidak terbatas pada umat Katolik saja. Pada kesempatan berahmat itu, umat non-Katolik juga berkesempatan untuk menerima bantuan sembako.

Kegiatan bagi-bagi sembako dari Komunitas SEPEKita ini merupakan bagian dari perayaan Pesta Claret 2023. Melalui Komunitas SEPEKita, para Misionaris Claretian hendak membagi-bagikan rahmat Tuhan kepada umat Allah yang tidak mampu. Selain itu, kegiatan yang sama pula bertujuan untuk memeriahkan hari Pangan Sedunia.

Galeri Foto

Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik NPK Cair oleh Komunitas SEPEKita Bersama Kelompok Tani Claret dan AMC

Lasiana, Kupang. Komunitas SEPEKita kembali menggelar kegiatan khusus dalam pertemuan rutin bulanan pada Rabu (15/02/2023) kemarin, bertempat di Aula Claret. Dalam pertemuan tersebut, Komunitas SEPEKita mengundang kelompok tani Claret dan kelompok Anak Muda Claretian (AMC).

Pertemuan rutin bulanan tersebut memiliki tiga agenda besar, yakni pembuatan pupuk organik NPK cair oleh tim ekologi SEPEkita, sosialisasi rencana kerja SEPEKita pada tahun kalender 2023 kepada para anggota dan para peserta undangan, dan pembicaraan mengenai kolaborasi antara Komunitas SEPEKita bersama kelompok tani Claret dan kelompok AMC dalam kegiatan-kegiatan nantinya.

Pelatihan membuat pupuk organik NPK cair ini berbahan dasar eco enzyme. Pupuk ini sangat ramah lingkungan dan efektif untuk mengambalikan kesuburan tanah. Promosi pembuatan pupuk tersebut sangat diharapkan menjadi jawaban bagi para petani yang mengalami kelangkaan pupuk dan sekaligus menjadi salah satu jawaban atas kepedulian kita bersama pada pelestarian alam ciptaan. Dalam kegiatan ini dihasilkan 145 liter pupuk organik NPK cair.

Selain pelatihan pembuatan pupuk organik NPK cair, Komunitas SEPEKita juga mensosialisasikan salah satu program fokusnya di tahun ini yakni pengambilbagian dalam penanganan tengkes (stunting) di NTT. Aksi ini akan berfokus pada pemberian makanan tambahan untuk anak, ibu hamil (bumil) dan ibu menyusui (busui). Makanan tambahan ini berupa olahan pangan lokal yang kaya gizi yang merupakan hasil racikan komunitas SEPEKita.

Tujuan dari komunitas SEPEKita mengundang kelompok tani Claret dan kelompok AMC adalah agar ketiganya bisa berkolaborasi dalam membangun misi bersama dari kerasulan Para Misionaris Claretian. Tiga kelompok yang berada di bawah payung kerasulan CMF Indonesia-Timor Leste tersebut mencoba untuk bekerja sama dalam menjawab tantangan zaman yang kian berubah.

Pertemuan rutin bulanan komunitas SEPEKita dihadiri oleh anggota-anggota Komunitas SEPEKita sendiri, kelompok tani Claret berjumlah 3 orang, dan AMC berjumlah 7 orang.

Galeri Foto

SEPEKita Berpartisipasi dalam Festival Seni Budaya Fakultas Filsafat UNWIRA Kupang

Penfui, Kupang. Senat Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Widya Mandira (UNWIRA) Kupang menyelenggarakan Festival budaya di Aula St. Maria Imaculata, di Kampus UNWIRA Kupang. Festival ini diselenggarakan dengan tema “Membangun Semangat Multikulturalisme dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika” yang dilaksanakan pada 26-27 Juni 2022.

Dalam memeriahkan festival budaya tersebut, diadakan berbagai pertunjukan seni budaya dari berbagai daerah di NTT dan dari luar NTT yang diwakili oleh setiap mahasiswa yang berkuliah di UNWIRA Kupang.

Perayaan puncak Festival budaya ini juga diikuti oleh beberapa fakultas yang bernaung di bawah payung kampus UNWIRA, seperti Fakultas Teknik, FKIP dan lain-lain. Ada juga komunitas lain di luar UNWIRA, seperti STIKES Maranata dan anak-anak asrama yang tinggal di Rusun UNWIRA Kupang tetapi berkuliah di kampus lain, turut memeriahkan malam pentas seni budaya.

Kegiatan ini dilaksanakn dengan satu niat bahwa para mahasiswa harus berpikir sendiri untuk meningkatkan nilai seni budaya dari masing-masing daerah di NTT, seperti kerajinan tangan, tarian dan karya local lainnya, agar seni budaya tersebut tidak hanya bermanfaat untuk diri sendiri tetapi bermanfaat juga bagi orang lain.

“Sudah beberapa hari mengikuti festival budaya dengan tema berani berpikir sendiri. Berani berpikir sendiri yaitu bagaimana sebagai mahasiswa berpikir untuk memanfaatkan karya-karya lokal yang ada dalam budaya kita masing-masing; kerajinan tangan, tarian dan beberapa karya lokal yang kita miliki bisa kita berdayagunakan agar berfungsi untuk orang lain.” ungkap Fr. Fransiskus Xaverius Subun.

Mahasiswa semester 6 Fakultas filsafat tersebut menuturkan bahwa dengan adanya festival budaya ini, para mahasiswa/mahasiswi yang berlatar belakang budaya berbeda dapat saling bekerjasama. Para mahasiswa/mahasiswi bisa melihat, menilai bagaimana perbedaan budaya yang dimiliki bisa bermanfaat bagi orang lain terlebih untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Mei Maria dari Komunitas SEPEKita turut berpartisipasi dalam kegiatan festival ini. Dara asal Sumba Barat Daya ini menuturkan bahwa dia dipercayakan untuk menjaga stan dan mempromosikan bahan dan kerajinan tangan yang terbuat dari lontar serta bahan tradsional lainnya. Dia sangat senang karena bisa belajar budaya dari daerah-daerah lain di NTT bahkan dari luar daerah NTT, yaitu Timor Leste.

Komunitas SEPEKita Mendukung Kreativitas Mahasiswa

Komunitas SEPEKita mendukung kreativitas mahasiswa dengan turut terlibat aktif dalam menyediakan bahan-bahan atau hasil karya dari barang-barang lokal, seperti kerajinan tangan dari daun lontar dan aneka minuman dari daun kelor serta kripik pisang.

Fr. Fransiskus menyampaikan bahwa kehadiran SEPEKita sebagai perwakilan dari para mahasiswa Claretian yang berhalangan hadir, sangat membantu proses persiapan dan berjalannya festival budaya yang diselenggarakan. Karya-karya kerajinan tangan dan produk minuman herbal yang ditampilkan bernilai guna bagi para pengunjung.

“Teman-teman tingkat tiga Claretian yang tidak hadir karena ada halangan. Karena itu, mereka mengutus Komunitas Awam Claretian (SEPEKita) untuk membantu kami. Dengan bantuan dari Komunitas Awam Claretian sebagai perwakilan dari Claretian, membantu kami dalam persiapan stan sedemikian rupa, dengan berbagai macam aksesoris budaya lokal, berbagai macam kerajinan tangan yang bernilai guna bukan hanya untuk kami tetapi untuk orang lain, para pengunjung dan ada juga yang membeli. Ada suatu nilai yang kita ekspresikan bahwa apa yang kita miliki sebenarnya bukan hanya berguna untuk kita sendiri tetapi juga berguna untuk orang lain”, ungkapnya.

Penyelenggaraan festival budaya ini semakin menyadarkan mahasiswa/mahasiswi bahwa perbedaan kebudayaan dan seni budaya yang dimiliki sangat bernilai guna untuk membantu orang lain. Setiap orang yang berbeda budaya tidak harus saling mengabaikan tetapi bekerjasama agar setiap budaya yang berbeda bisa diolah dan dikreasi menjadi satu hasil karya yang memiliki nilai guna bagi yang lain.

(Laporan Fr. Cesar Agistinho Amaral, CMF)


Galeri

Komunitas SEPEKita Mengadakan Pelatihan Pengolahan Camilan dan Minuman Herbal di Benlutu

Benlutu, Timor Tengah Selatan. Komunitas SEPEKita kembali mengadakan kegiatan bertajuk “Gerakan Latih Bersama” di Benlutu, Sabtu (2/4/2022). Kegiatan yang dilangsungkan di rumah retret dari Komunitas Novisiat Claretian Benlutu itu dihadiri oleh beberapa kelompok kategorial yang berada di bawah naungan Paroki St. Vinsensius a Paulo, Benlutu, yakni Kelompok Petani Claret, Kelompok Mawar dan Orang Muda Katolik (OMK).

Dalam kegiatan tersebut, komunitas SEPEKita kembali memberikan pelatihan seputar pengolahan bahan-bahan makanan dan obat-obatan lokal menjadi cemilan dan minuman herbal. Beberapa bahan makanan dan obat-obatan yang diolah dalam pelatihan tersebut adalah jahe, jagung, ubi ungu dan kelor.

Semua anggota yang hadir sangat antusias mengikuti proses belajar bersama ini dan pada kesempatan ini mereka berlatih untuk mengolah jahe, stik ubi ungu dan daun kelor, marning jagung dan kripik pisang dengan rasa yang enak dan dengan kualitas yang berbeda. Mereka mengungkapkan bahwa kegiatan hari ini menambah pengalaman dan pengetahuan yang baru bagi mereka.

Yovita Ceme, perwakilan dari Kelompok Tani Claret mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi mereka dan pengalaman ini mendorong mereka untuk bekerja lebih demi menopang ekonomi rumah tangga. Ia juga menegaskan bahwa ada hal baru yang mereka pelajari dalam kegiatan ini. Sebab, selama ini yang banyak diketahui oleh masyarakat adalah membuat keripik cakar ayam biasa.

“Selama ini kami tidak pernah melakukan hal seperti ini, misalnya cara membuat stik ubi ungu dan stik kelor. Selama ini yang kami buat itu hanya kripik cakar ayam biasa. Dengan kegiatan ini kami mendapat ilmu yang bermanfaat”, ujarnya.

Selain itu, Alfonsa Maria Abi, salah satu perwakilan Orang Muda Katolik (OMK) menceritakan bahwa kehadiran SEPEKita memberikan ilmu baru untuk orang muda bahwa dari bahan-bahan lokal, orang muda bisa menghasilkan olahan berkualitas dengan rasa yang  bervariasi. Pelatihan hari ini bisa membuka peluang orang muda untuk berwirausaha dengan apa yang mereka miliki dengan sumber daya yang ada di sekitar mereka.

Matildis Koa, perwakilan dari Kelompk Mawar mengungkapkan bahwa ia sangat senang dengan kegiatan ini sebab pelatihan tersebut sangat menginspirasi, membantu dan menambah ilmu untuk yang mengerjakan industri rumahan. Ia juga mengakui bahwa ada beberapa kebaruan dalam teknik pengolahan Instan jahe yang mereka pelajari dari Gerakan Latih Bersama ini.

“Kegiatan ini sangat bermanfaaat dan kami senang bisa mengikuti kegiatan ini karena sudah ada izinnya sehingga kita kerja kedepannya itu untuk tujuan pemasaranya itu ada dan jelas, kalau sebelumnya masih secara perorangan dan sekarang sudah kelompok sehingga pemasarannya bisa jelas”, jelasnya.

Silverius Homa, CMF selaku pendamping beberapa kelompok kategorial yang berada di bawah bimbingan Paroki St. Vinsensius A Paulo, Benlutu, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada Koordinator SEPEKita dan timnya yang telah menerima dan menjawab undangan mereka untuk hadir di Paroki St. Vinsensius a Paulo, Benlutu. Ia juga melanjutkan bahwa kegiatan belajar bersama ini akan membawa manfaat bagi kelompok secara khusus dan masyarakat pada umumnya.

Sebagai pendamping kelompok kategorial tersebut, P. Sil, CMF mengharapkan agar anggota kelompok harus melanjutkan usaha ini, dan kepada komunitas SEPEKita ia berharap agar kegiatan ini tidak sebatas Latihan hari ini tapi harus ada pendampingan lanjutan oleh komunitas SEPEKita.

“Kami sangat senang mengambil bagian dalam pemberdayaan ini. Harapan untuk kelompok, semoga tetap memiliki semangat untuk melanjutkan impian atau karya ini untuk masa depan yang lebih baik. Semoga kerja sama ini membawa hasil yang lebih baik seperti kelompok lain yang telah di bentuk oleh kelompok SEPEKita”, ungkapnya.

Di akhir dari kegiatan ini, tim Komunitas SEPEKita bersama semua anggota yang hadir membentuk sebuah kelompok dengan nama sah, yaitu NUNUH AMASAT dan merencanakan program selanjutnya dengan tempat dan tanggal yang pasti. Selain itu, Tim SEPEKita juga menjelaskan tentang Analisa Rencana Usaha. Analisa ini akan membantu anggota kelompok melihat peluang bisnis yang ada dan menentukan harga jualnya sekaligus proses pemasarannya.


Galeri