Nemi, Italia. 30 Agustus 2021. Hari yang istimewa dan sangat menyenangkan.Komunitas Kapitel melanjutkan perjalanannya. Sebuah kapitel yang dapat dimengerti dari berbagai sudut pandang. Mereka yang berpartisipasi dalam Kapitel Umum XXVI ini mencoba menemukan bahwa setiap momen memiliki kepentingannya sendiri, dari yang tampaknya biasa hingga yang dianggap paling penting. Hari ini bukanlah hari yang biasa: sebab dalam kalender ditandai sebagai tanggal pemilihan Pemimpin Umum.Seperti hari-hari lainnya, sekitar pukul enam pagi, kapela sudah didatangi beberapa bapa kapitel. Beberapa saat kemudian, ketika Sakramen Maha Kudus tahtahkan, jumlah bapa kapitel bertambah sedikit demi sedikit. Pada pukul tujuh Misa votiv Roh Kudus dimulai. Seperti biasa, alba putih bercampur dengan kehadiran penuh sukacita dari para bapa kapitel yang merupakan Misionaris Bruder.Dalam kapitel kali ini terdapat banyak hal untuk dirayakan. Bersama dengan P. Ronaldo Mazula, CMF, peserta kapitel dari Brazil yang merayakan hari ulang tahunnya, diumumkan dengan gembira juga bahwa setelah dua tahun mengurus VISA, akhirnya dua Frater dari India hari ini dapat melakukan perjalanan ke negara tempat misi baru mereka. Dari semuanya ini ada lagi kegembiraan karena melihat lima konfrater dari India, yang telah berpartisipasi sejak awal dalam Kapitel, yang meninggalkan karantina wajib dan akhirnya tiba di Eropa dan setelah beberapa hari karantina di Nemi, mereka bergabung dalam kapitel umum secara langsung untuk pertama kali.Dengan ketepatan waktu yang dibedakan dari seluruh pertemuan, para bapa kapitel memulai pertemuan mereka pada pukul sembilan. Sebuah teks Injil menurut Yohanes (Bab 21) pertama kalinya digemakan pada hari ini. Fasilitator mendorong para perwakilan untuk mendengarkan kehendak Roh secara mendalam untuk berdialog dengan penuh transparansi dan keterbukaan, mempertanyakan kemungkinan pra-penilaian dan kepentingan yang tidak terfokuskan. Percakapan bebas dan rahasia, secara berpasang-pasangan, juga diadakan di kapel dan dalam suasana doa.Setelah setengah jam istirahat dan setengah jam adorasi lagi di hadapan Sakramen Mahakudus, dengan hanya mereka yang hadir di aula kapitel yang memiliki hak ketat untuk melakukan pemilihan, nomor-nomor Konstitusi dan Direktori Kongregasi yang berkaitan pun dibacakan, dan pemungutan suara dilakukan sesuai dengan instruksi yang diterima dari Tahta Suci. Dua orang anggota kapitel, yang tidak dapat meninggalkan negaranya atau mengirimkan suaranya melalui pos, secara resmi mengundurkan diri untuk melaksanakannya, sehingga jumlah pemilih ditetapkan menjadi 76 orang. Sekretaris kapitel, didampingi oleh dua orang anggota kapitel sebagai saksi, mengumpulkan suara dari dua saudara-saudara yang dikarantina di kamar mereka. Mathew Vattamattam, Superior Jenderal dari 2015 hingga 2021, terpilih kembali untuk pelayanan ini setelah memperoleh suara mayoritas mutlak dalam pemungutan suara pertama.
Setelah memenuhi prosedur yang ditetapkan, P. Gonzalo Fernández, wakil ketua kapitel, bertanya kepada superior general terpilih apakah dia menerima keinginan para konfrater? Setelah meminta untuk hening sejenak, P. Mathew menjawab ya, mengacu pada panggilan untuk berakar di dalam Tuhan dan dalam karisma yang diterima dan berani dalam menanggapinya, dan poin-poin yang sangat ditekankan dalam perjalanan kapitel, serta mempercayakan dirinya pada bantuan Tuhan dan kepada para konfrater. Mereka menyambut kata-katanya dengan tepuk tangan yang hangat dan penuh syukur dan, setelah pemilihan dinyatakan resmi dan sah, semua menunjukkan rasa hormat dan terima kasih mereka kepada P. Mathew, sambil menghindari pelukan yang biasanya diberikan (demi kehati-hatian pada covid) namun mereka menyapanya dari hati.
Hanya butuh beberapa menit bagi media sosial dan telepon untuk mengucapkan selamat kepada Superior Jenderal baru dalam Kongregasi. Salam, penuh kasih sayang, datang dari seluruh dunia dan dari seluruh keluarga Claretian. Peresmian, yang juga mendalam dan mengharukan, mengumpulkan seluruh komunitas kapitel di kapel, di mana P. Mathew memimpin pada waktu doa dan meminta restu dari semua anggota.
Setelah menikmati hidangan yang sehat, namun dalam suasana penuh sukacita, para bapa kapitel melanjutkan pekerjaan mereka di ruang kelas, sambil membiarkan diri mereka istirahat ekstra setengah jam. Pada sesi siang, atas permintaan Pater General, mereka membahas struktur yang harus dimiliki dalam kepemimpinan mereka di tahun-tahun mendatang, yang akan mereka dedikasikan dalam beberapa hari ke depan.
Perayaan Vesper dan hasil bahagia dari tes covid malam yang diberikan kepada semua anggota kapitel mengakhiri hari yang sangat intens ini, tetapi di atas semua itu, ada sukacita. Komunitas Kapitel, bersama dengan ribuan pria dan wanita dari seluruh dunia, mengatakan hari ini sebagai: Magnificat! (Ringkasan Kronik Kapitel Umum XXVI oleh Frs. Engel, Yohan & Julio)
Nemi, Italia. 30 Agustus 2021. Pada sesi pagi senin 30 Agustus 2021, Kapitel kembali memilih P. Mathew Vattamattam CMF, sebagai Superior General Kongregasi Misionaris Claretian.
Hari pemilihan dimulai pukul 7:00 pagi, dengan perayaan Ekaristi. Dalam perayaan ekaristi, terang Roh Kudus dimohon untuk membimbing proses disermen dan transendental bagi kehidupan Kongregasi kita.
Pemilihan ini secara resmi dilangsungkan di ruangan aula kapitel pada pukul 9:00, dengan dihadiri 74 bapa kapitel. Dua di antaranya megikuti pemilihan dari kamar dikarenakan masih melakukan karantina. Dan dua orang lagi, tidak dapat melakukan perjalanan ke Roma karena pembatasan Covid-19 di negara masing-masing. Sesi ini dimulai dengan doa Apostolik yang penuh hikmah.
Kemudian, para bapa kapitel berkumpul di kapela di hadapan Yesus Sang Guru untuk berdoa agar proses pemilihan Superior General senantiasa dibawa inspirasi Roh Kudus. Pemilihan tersebut dimulai di ruangan kapitel pada pukul 11:30.
P. Gonzalo Fernández CMF, sebagai moderator yang memoderasi sesi tersebut, memberikan pertanyaan terkait penerimaan hasil pemilihan. Terkait hal itu, P. Mathew menjawabnya dengan bersedia menerima tanggung jawab besar ini. Kata-katanya disambut meriah oleh para bapa kapitel dengan tepuk tangan hangat dan kemudian mereka semua pun bangkit untuk menyapa dan mengucapkan selamat kepadanya.
P.Mathew Vattamattam, CMF, lahir pada tanggal 30 Mei 1959 di Kalathoor, Kerala (India), Paroki St. Maria, Kalathoor.
Dia memulai studi dasarnya di sekolah St. Maria, Kalathoor. Setelah itu ia melanjutkan studinya menegah atas di St. John, Kanjirathanam.
Ia mulai bergabung dalam kongregasi Claretian di komunitas Claret Bhavan di Kuravilangad pada tanggal 3 Juli 1974. Dia mengikrarkan kaul perdananya pada tanggal 31 Mei 1978 dan kaul kekalnya pada tanggal 31 Mei 1984. Ia kemudian ditahbiskan menjadi imam pada tanggal 10 Mei 1986.
Dari tahun 1986-1987 ia dipercayakan sebagai promotor panggilan dan formator bagi aspiran di Claret Bhavan, Kuravilangad. Pada tahun 1987-1988 ia dipercayakan sebagai Promotor Panggilan dan formator seminari menengah di belgaum. Dari tahun 1988-1989 ia ditugaskan sebagai Pastor Paroki St. Maria, Champakulam, Kerala.
Dari tahun 1989-1994 ia melanjutkan studi Licentiate dalam Teologi Sistematis dan Licentiate dalam Psikologi di Universitas Gregorian, Roma.
Pada tahun 1994-1996 ia dipercayakan sebagai Direktur Claret Nivas Retreat House dan magister Novis di Bangalore. Dari tahun 1996-2003 ia ditetapkan untuk menerima tugas sebagai magister Novis dari Provinsi Bangalore.
Dalam Kapitel Umum XXIII, yang diadakan di Roma pada tahun 2003, ia terpilih sebagai Konsultator Umum dan Prefek Formasi. Lalu, pada tahun 2009 ia terpilih kembali ke tugas yang sama.
Dalam Kapitel Umum XXV ia terpilih sebagai Superior General ke-13, dan pada kapitel yang ke-26 sekarang ini ia kembali dipercayakan sebagai Superior General untuk enam tahun ke depan. (Ringkasan Kapitel Umum XXVI oleh Frs. Bady & Nus W.)
Seminari Hati Maria (SHM) – Kupang, Indonesia. Setiap orang lahir dalam budaya tertentu dan dibentuk oleh budaya tertentu. Nilai-nilai budaya tersebut melekat erat dalam pribadi yang bersangkutan, bahkan ikut membentuk karakter dan kepribadian orang yang bersangkutan. Dengan kata lain, tak seorangpun yang hidupnya terlepas dari ikatan kultur tertentu. Setiap orang mau tidak mau mesti terlempar dalam suatu konteks budaya tertentu dan ikut dibentuk oleh tatanan dan nilai-nilai budaya tersebut.
Konteks dan nilai-nilai budaya tersebut meskipun unik, tunggal dan niscaya berbeda antara yang satu dengan yang lain, tetapi ikut membentuk keindahan mozaik kehidupan komunal dalam beragam kemajemukan. Seperti kata sebuah ungkapan, “The beauty of the world lies in the diversity of its people.” (Keindahan dunia terletak dalam kemajemukan orang-orangnya). Saat dunia dan orang-orang yang bertualang di dalamnya semakin beragam, dunia akan terasa lebih indah.
Mengusung indahnya keberagaman ini di bawah tema, “Misionaris Dalam Bingkai Budaya,” Komunitas Seminari Hati Maria (SHM) Claretian Kupang mengadakan Malam Pentas Budaya, pada Minggu, 29 Agustus 2021 di Aula SHM. Ada empat etnis budaya yang ditampilkan pada malam tersebut sesuai dengan jumlah dominan anggota komunitas SHM Kupang, yakni: etnis Timor: Dawan, Belu, Malaka; etnis Manggarai; etnis Nagekeo & Ende-Lio dan etnis Timor Leste (yang juga berasal dari macam-macam distrik). Acara ini dikemas dalam suasana santai sambil menyeruput suguhan “Kopi Tuk,” mengubah malam, bagai menyisir, lalu menyusur lorong-lorong kampung halaman sendiri. Bekerja sama dengan Team Kerasulan Media SHM, suguhan indah dan memukau ini bisa disaksikan dalam channel youtube “Seminari Hati Maria Claretian Kupang.”
Pada Malam Pentas Budaya ini juga diumumkan juara Lomba Menulis Opini, mengambil tema HUT RI ke-76, “Indonesia Tangguh, Indonesia Indonesia Tumbuh” yang diikuti oleh para frater dan bruder Komunitas Seminari Hati Maria dan pembagian hadiah kelompok pertandingan dalam memeriahkan HUT RI ke-76, 17 Agustus 2021. Para penulis yang masuk dalam kategori lima besar dengan judul karya mereka adalah: Yohanes Adrianus Siki, cmf (Ad Fontes:Tangguh Dan Tumbuh Di Tengah Pandemi); Arsensius Roiman Baruk, cmf (Akal Sehat dan Kemajuan Bangsa); Agostinho da Costa Martins, cmf (Pandemi dan Cinta Tanah Air); Ponsianus Ladung, cmf (Bersatu Menuju Bangsa Yang Tangguh) dan Patrianus Densi Dewa Panggo, cmf (Solidaritas: Bukti Ketangguhan Masyarakat NKRI Menghadapi Covid-19)
Komunitas mengucapkan proficiat kepada para frater dan bruder yang telah mengemas acara Malam Pentas Budaya ini. Ada pesan formatif yang jauh lebih dalam dari pentasan ini adalah membentuk para misionaris muda untuk siap menjadi pewarta sukacita Injil yang berani berakar pada budaya setempat, tetapi pada saat yang sama berani keluar untuk membawa semua orang ke dalam budaya Kerajaan Allah, dimana Injil dan narasi Yesus Kristus menjadi pusat sekaligus titik berangkat yang merangkum semua dan menyempurnakan semua. Di ujung tenunan kisah ini, kita akhirnya tunduk-salut pada kebenaran kata-kata ini, “The beauty of community lies in the diversity of its members” (Keindahan sebuah komunitas terletak dalam kemajemukan anggota-anggotanya). Rasanya sang Pemazmur sudah mengalami dan mewanti tentang itu jauh sebelum kita mengaguminya, “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun!” sebagai saudara. Kini saatnya tugas kita mengusahakannya dan menghidupinya hari demi hari. (pfm)
Nemi, Italia. 28 Agustus 2021. Impian Tuhan tetap, yakni menjadikan dunia yang adil dan damai, dunia di mana rasa syukur yang mencairkan setiap kecemasan, dan kemurahan hati mengalahkan setiap keserakahan. Tuhan mendambakan saat dimana cinta dan rasa saling menghormati dapat menyatukan umat manusia, dan indahnya ciptaan yang akan menjadi harta yang luar biasa. Untuk bagiannya, manusia merenungkan, bermimpi dan bertanya-tanya, dan ketika dia bertindak, dia sudah berada di ruang batin. Mimpi ini dimulai dalam permenungan akan penciptaan, yang ditanggapi dalam keheningan yang agung: St Agustinus yang peringatannya kita rayakan dan kita mohon doanya berujar demikian: “Apa yang saya pikiran tentang mereka: dan bentuk keindahan merekalah yang memberi jawaban (Conf X, VI, 9).
Tepatnya hal inilah yang mengundang kami pada hari kedua ini untuk bermimpi: untuk memimpikan Kongregasi kita akan impian-impian Tuhan. Setelah berbagi dan berdialog dalam kelompok, kami memilih impian yang paling umum dari buah refleksi kami. Demikian cukup menyebutkan beberapa dari impian-impian ini untuk menyadarkan bahwa kita masih bersemangat dengan kharisma dan semangat kerasulan yang telah kita warisi: Tempat-tempat periferi manakah yang membutuhkan kehadiran kita pada hari ini dan sudahkah secara konkrit kita menjaga umat Allah dan ciptaan-Nya dalam misi bersama? Bagaimana kita dapat membuat generasi-generasi baru bergairah tentang Yesus Kristus dan Kerajaan-Nya? Dengan cara apa kita dapat mempromosikan karakter inter-kultural dan antarbenua dari Kongregasi? Bagaimana membangun proyek komunitas dan misi dalam sinodalitas dan antarbudaya? Bagaimana kita bisa berakar dalam Sabda Allah seperti yang dilakukan Maria? Bagaimana kita dapat memperdalam sentralitas Sabda Allah dalam komunitas kita dan dalam realitas orang-orang yang kita layani? Bagaimana kita dapat memberikan inspirasi untuk para Claretian yang telah kehilangan antusiasme kemisionarisan mereka?
Para fasilitator kemudian memberi kami panduan untuk masuk dalam kelompok dan, mempertimbangkan pekerjaan sebelumnya, menulis dengan segera pernyataan mengenai impian kami untuk Kongregasi, sembari mempertimbangkan bahwa bahasa dapat mengubah dan membentuk realitas kami.
Pada sesi kedua pagi ini, kami menyusun pernyataan-pernyataan tentang impian kami dan mencatat bahwa di dalam semuanya itu, kami mengungkapkan unsur-unsur kehidupan dari misi kami yang adalah sumber keberakaran dan pada saat yang sama menjadi sumber keberanian untuk menghadapi tantangan saat ini. Kami menutup sesi Kapitel ini dalam doa dan ucapan syukur dengan sebuah lagu yang menyatukan semua yang telah kami alami selama ini, sebuah lagu yang mengungkapkan “Indahnya Tenunan” (Humberto Pegoraro):
Semakin banyak benang yang dipintal bersama,
semakin cantik desainnya,
mencerminkan warna
yang melukis alam semesta.
Keindahan tenunan
berasal dari kerumitannya.
Butuh banyak kesabaran
untuk menenun kain baru.
Butuh keberanian,
untuk menyulam kegembiraan dan penderitaan
dengan kekuatan tanganmu,
pukulan di dadamu.
Perlu untuk meresmikan bengkel
dimana keragaman hidup,
tempat perlindungan harapan,
tempat kelahiran,
dimana tidak ada yang ditinggalkan
dari pesta dan perjumpaan […]
Pada sore harinya kami menuju ke meja bundar untuk memulai tahap disermen. Menyerahkan diri kami dalam tangan Tuhan, memohon Roh Ilahi untuk mencerahkan komunitas Kapitel dan menjaga kami agar tetap selaras dengan saudara-saudara kami di periferi-periferi. Pemimpin Kapitel kemudian berkonsultasi dengan dewan kapitel tentang apakah sudah bisa untuk masuk ke tahap pemilihan. Dengan suara setuju dan suara bulat, para fasilitator menjelaskan kepada kami proses yang akan memberikan kelangsungan dinamika-dinamika Kapitel, menanggalkan yang lama dan menyambut yang baru.
Dengan demikian, berkat pertolongan Hati Keibuan Maria, proses pemungutan suara juga dimasukkan dalam dinamika dialog dan penilaian. Untuk alasan ini, hal tersebut diputuskan bahwa setelah berbagi impian untuk Kongregasi, kami akan melanjutkan untuk memenuhi tugas yang dipercayakan kepada para kapitularis untuk memilih Superior Jenderal dan dewannya.
Kriteria injili yang digunakan Allah untuk memilih hamba-hamba-Nya juga ada dalam Kapitel kita. Tuhan tidak memandang orang-orang pilihan-Nya seperti yang dipikirkan manusia; Dia melihat ke dalam hati mereka. Dengan alasan ini, kami juga ingin memilih, mengingat impian dan proyek Kongregasi yang muncul dalam terang Sabda dan Dokumen Kongregasi. Kami ingin melihat Kongregasi dengan segala dimensi misionaris dan komunitariannya, tantangan, dan harapan, seperti yang kita jalani saat ini. Kami memohon rahmat untuk mengetahui siapa yang akan dipilih Tuhan untuk memimpin Kongregasi dengan melibatkan pula karismanya.
Kami mengakhiri hari dengan perayaan Ekaristi, dipimpin oleh Uskup Agung José Rodríguez Carballo, OFM, Sekretaris Kongregasi untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan, yang mendesak kami untuk fokus pada Yesus, untuk berkonsentrasi pada misi dan untuk merendahkan diri kita dengan pergi ke periferi-periferi. (Ringkasan Kronik Kapitel Umum XXVI oleh Frs. Rinto & Erik)
Nemi, Itali. 27 Agustus 2021. Kami memulai langkah baru dari sharing kapitel yang kami impikan bagi Kongregasi di masa-masa mendatang. Doa menjadi kunci panggilan kita dalam membangun kerangka kerja yang menguntungkan mimpi kita saat ini dan saat yang akan datang.
Refleksi hari itu dibuka dengan kunjungan (virtual) oleh Uskup Josep Abella, CMF yang berkomunikasi dengan kami dari keuskupannya di Fukuoka, Jepang. Setelah pengantar singkat yang membawa kami lebih dekat dengan kenyataan di mana ia tinggal. Uskup Josep mengundang kami untuk melakukan discerment secara bebas, tanpa adanya ikatan atau kepentingan tertentu. Untuk itu, ia menunjukkan pentingnya meneladani Yesus Kristus dan mengikuti-Nya sebagai murid sejati; meneladani Pater Claret yang membuat kasih Allah dikenal oleh semua orang; melalui Gereja dan bersamanya bersaksi akan Kerajaan Allah; serta melihat realitas dengan tatapan Yesus dan dari perspektif orang miskin. Dari isu-isu lain, Ia mengajak kita untuk menjadi saksi Allah dan kesaksian Injili melalui hidup persaudaraan, kesiapsediaan misioner untuk berpindah ke periferi-periferi geografis, budaya, eksistensial, dan sosial.
Kemudian, fasilitator Kapitel mempresentasikan rencana kerja untuk hari itu. Berdasarkan latihan rohani, dari masing-masing kapitularis menuliskan apa yang berintuisi sebagai impian Allah untuk Kongregasi. Dari intuisi ini mereka dibagi dalam kelompok dengan jumlah anggota delapan sampai sepuluh orang. Setiap kelompok menggabungkan poin-poin penting dari apa yang dibagikan ke dalam satu mimpi kolektif, serta merumuskan dua pertanyaan untuk mengeksplorasi cara-cara untuk memperdalamnya. Sore harinya, ada tiga putaran kelompok serentak dimana para peserta kapitel mendaftar secara bebas dengan tujuan menggali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dari mimpi bersama.
Setelah kembali ke ruang kapitel, kami dikejutkan dengan kunjungan mendadak dari Msgr. João Bráz de Aviz, Prefek Kongregasi untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan (CIVCSVA), dan mengadakan dialog yang terbuka dan menyenangkan bersama peserta kapitel. Dari antara antara poin-poin yang paling menonjol, Kardinal João Bráz mendesak kami untuk terus membuat sendiri proposal transformasi gerejawi Paus Fransiskus dan melakukannya tanpa rasa takut. Bahkan jika perlu untuk merumuskan kembali skema mental kami, cara hidup lama yang sedikit atau tidak ada hubungannya dengan Injil Yesus serta mengakar dalam kehidupan yang dikuduskan, dan bahkan struktur pastoral yang mencegah kita pergi ke pinggiran dengan kesederhanaan dan keberanian, dalam gaya para rasul. Akhirnya, sebelum pergi, Dia memberkati kami dan mendorong kami untuk melanjutkan agenda yang direncanakan dan pekerjaan hari-hari ini kearifan dan proyeksi misionaris. (Ringkasan Kronologi Kapitel Umum XXVI oleh Frs. Siko, Arman & Karol)
Nemi, Italia. 26 Agustus 2021. Ada banyak yang bisa diperoleh jika kita membiarkan ruang hidup untuk mengungkap misteri yang tersembunyi dari pandangan. Hari ini kita memperingati seratus enam puluh tahun dari salah satu misteri hidup Bapa Pendiri kita, yakni “rahmat besar”, pengalaman yang diberikan kepadanya oleh Tuhan di senja kehidupan duniawinya sebagai puncak dari menghayati makna Ekaristi. Maka kami memulai hari dengan bersyukur atas begitu banyak rahmat:
Meninggalnya saudara kami Fr. Rafael Maria Serra Bove, CMF (Sanctus Paulus), begitu istimewa atas kerja kerasnya sebagai postulator yang mengurus beatifikasi para martir kita;
Karunia hidup yang diberikan kepada saudara kita Fr. Juan Carlos Bartra, CMF (Superior Mayor Peru-Bolivia); sukacita para konfrater Polandia kita yang hari ini merayakan Perawan Czętochowa dan, akhirnya,
Atas karunia untuk mengakhiri bagian pertama hari ini dari perjalanan Kapitel ini, penemuan yang membantu kita untuk selaras dengan para musafir yang ditemani oleh Yesus.
Sesampai di aula kapitel, kami menyambut saudara-saudara kami dari India, yang sedang menjalani karantina dan yang duduk di meja presiden adalah presiden capitular, Fr. Mathew Vattamattam, CMF, wakil presiden, Fr. Gonzalo Fernández, CMF, dan sekretaris, Fr. Joseba Kamiruaga, CMF, yang mempresentasikan berbagai aspek pemerintahan selama sexennium ini, yaitu: reorganisasi Kongregasi, pembentukan misi universal, antarbudaya dalam Kongregasi dan tema-tema yang dikembangkan oleh komisi-komisi prakapitel, antara lain misi inter-kongregasional di Madagaskar, misi antarprovinsi.
Pada bagian kedua pagi itu, Kapitel Umum menanggapi pertanyaan-pertanyaan yang dianggap tepat oleh anggota kapitel setelah menjalani fase evaluasi kapitel. Selain itu, setiap anggota Kapitel Umum berbagi beberapa pengalaman paling signifikan selama periode enam tahun ini, di antaranya menonjolkan cinta kepada Kongregasi, pendalaman kepercayaan dan kesediaan untuk menempatkan diri di tangan Tuhan, kesempatan untuk mengenal dan menemani para konfrater di pinggiran, transisi penghayatan misi dari perspektif lokal ke universal, kesadaran bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang memberi peluang dan mampu mengenali diri mereka sendiri secara berbeda dan mampu bekerja sebagai sebuah tim. Mereka juga menekankan bahwa mereka mampu mengkontemplasikan keindahan Kongregasi dan tidak terlalu mementingkan pekerjaan dan lebih mementingkan sesama.
Mengingat pengalamannya sebagai Superior Jenderal, P. Mathew Vattamattam mencatat bahwa “Dengan melayani Kongregasi membuat saya merasa seperti murid Roh Kudus. Penderitaan dan cinta berjalan beriringan. Penderitaan kita sedikit ketika kita melihat apa yang saudara kita alami dalam situasi yang menyakitkan dan, dengan demikian, kita belajar untuk lebih mencintai Kongregasi kita. Tanpa berakar pada kasih Tuhan kita tidak dapat membedakan dan menemani saudara-saudara kita. Keindahan misi kita adalah memberikan hidup kita untuk saudara-saudara kitadi pinggiran”.
Kemudian, saat-saat terakhir pagi itu didedikasikan untuk ringkasan dan evaluasi tahap pertama yang menyimpulkan, menunjukkan aspek yang paling menonjol dari metode dalam kapitel ini: sinodal, naratif, dan apresiatif.
Bagian pertama sore itu diisi dengan pertemuan, virtual untuk keadaan yang jelas, antara saudara perempuan dan laki-laki dari berbagai cabang Keluarga Claretian. Dari lintang yang berbeda kita terhubung untuk berbagi perasaan dan kerinduan perjalanan yang telah kita lalui dan masih harus kita jalani.
Bergabung dalam pertemuan tersebut adalah Maria del Mar lvarez (Direktur Jenderal Cordimarian Filiation); Sr. Priscilla Latella dan Sr. Cristina Ruberte (Penasihat Umum Religius Maria Tak Bernoda – Suster Misionaris Claretian); Miguel Nguel Sosa (Sekretaris Jenderal Lay Claretia); Sr. Dulcinea Ribero dan Sr. Maria Fatima Naves (pemimpin umum dan dewan misionaris St. Anthony Mary Claret); María Gracia Barquero (pemimpin umum Misionaris Lembaga Claretian); Sr. María Ciprian, Dania Alejandra Velázquez dan Carmen Martínez (superior dan anggota dewan dari Cordimarian Missionaries) dan Sr. Natividad (superior dari Missionaries of Mary Immaculate). Mereka semua mendesak kita untuk terus mencintai dengan berani; untuk peduli terutama untuk orang miskin; untuk membentuk kesadaran sipil dalam persahabatan sosial dan tanggung jawab politik; untuk memimpikan dalam kunci keluarga hadiah yang telah diwariskan kepada kita; menjadi benih harapan di dunia tanpa harapan, memperbanyak penginjil yang menyebarkan Injil dan menjadi pembangun Kerajaan dengan mengubah struktur yang tidak adil, mencela tetapi dengan semangat pertobatan, tanpa mengabaikan tanggung jawab kita sendiri.
Akhirnya, kami menutup hari dengan perayaan Ekaristi yang tanggung oleh saudara-saudara kita dari Provinsi Brasil dan dipimpin oleh Monsignor Luis Angel de las Heras Berzal, CMF yang mengundang kami untuk “Mari kita ciptakan kembali , kemudian, ‘misi’ dengan seluruh Gereja, orang-orang dari persaudaraan dan jalan, yang harus semakin dekat dengan Kerajaan Allah dan keadilan Samaria-nya dan harus menjauhkan diri tanpa henti dari tirani perpecahan, penindasan, bayangan dan kematian”. (Kronik Kapitel Umum XXVI oleh Frs. Theo & Ado)
Nemi, Italia. 25 Agustus 2021. Sepuluh hari telah berlalu sejak awal Kapitel Umum kita. Perjalanan berlanjut dan kami terus berbagi bersama apa yang kami anggap paling relevan dengan kehidupan dan misi Kongregasi kita hari ini. Jika kemarin kami fokus pada semua pekerjaan yang dikembangkan seputar masalah keadilan, perdamaian, dan integritas ciptaan, maka hari ini kami mendedikasikan waktu kami untuk membahas tentang pemerintahan dan komunikasi.
Seperti biasanya, kami mengawali hari dengan mengelilingi meja ganda Roti dan Sabda. Saudara-saudara dari Provinsi Centroamerica menghidupkan liturgi, yang bertepatan dengan ulang tahun pendirian Kongregasi Suster-Suster Misionaris Claretian dan mengucapkan selamat kepada Superior General mereka, Suster Jolanta Kafka, yang terus mendampingi pertemuan kapitel sebagai fasilitator. Injil mengundang kita untuk menggabungkan pewartaan Kabar Baik dengan penolakan terhadap struktur yang tidak adil yang mencegah berkembangnya Kerajaan Allah di antara kita. Selaras dengan seruan Injil, di sisa hari, kami membahas tentang dimensi komunikatif pemerintahan dan misi kita.
Memerintah juga merupakan berkomunikasi, dan komunikasi yang baik untuk pemerintah dan secara umum, untuk misi: hal ini diulang beberapa kali selama berbagai intervensi yang menekankan pekerjaan kami. Di satu sisi, para anggota Claretian dari kantor komunikasi kuria jenderal yang baru dibentuk telah membimbing pekerjaan ini. Mereka adalah Br. Mario Kevin Armijo, Pater Joseph Ikemefuna dan Dkn. Edgar Salgado; sedangkan di sisi yang lain Pater Henry Omonisaye, penghubung kantor tersebut dengan seluruh pemerintahan umum, demikian juga Pater Jose Enrique Garcia Rizo, CMF seorang mahasiswa di Fakultas Komunikasi Sosial Universitas Kepausan Salib Suci (Roma) dan terakhir dua spesialis di bidangnya, Professor Jose Maria La Porte, seorang profesor di universitas yang sama dan seorang imam Salesian P. Javier Valiente, El Dia del Senor (Hari Tuhan) di Television Espanola. Melalui konferensi-konferensi kecil, lokakarya dan praktik-praktik yang baik secara bersama (diantaranya; kontribusi provinsi Brazil dan AS-Kanada dan kerja bersama dengan kaum muda dan keluarga Claretian MICLA dengan dukungan P. Julio Daniel Arvaez, CMF dari Provinsi Centroamerica), semuanya telah menunjukkan bagaimana dunia tempat kita hidup dan bagaimana menyalurkan keinginan kita untuk berkomunikasi di dalamnya dan dengannya membuat identitas penginjilan kita transparan di semua tingkatan.
Dalam konteks ini, P. Carlos Sanchez Miranda, CMF mempresentasikan kepada para kapitularis film Claret, yang disaksikan bersama pada malam sebelumnya tentang bagaimana hal itu dilakukan dan apa yang akan menjadi kunci untuk menginterpretasikan produk akhir dengan benar dan film tersebut tidak dipahami sebagai film dokumenter sejarah tetapi sebagai cara untuk menyampaikan sosok St. Antonius Maria Claret saat ini, dengan prespektif simbolis, artistik dan universal, sehingga pendiri kita dapat dikenal di seluruh dunia pada abad ke-21 ini.
Semua yang dipikirkan, dikerjakan dan didiskusikan diubah menjadi nyanyian dan doa di malam hari. Terinspirasi oleh beberapa nomor ensiklik Fratelli tutti dan bersatu dengan wanita yang mewartakan kebesaran Tuhan, kami menyatukan suara kami untuk melayani Tuhan. Kami ingin pewartaannya bergema di setiap desa di bumi, sehingga di suatu hari nanti, kita dapat bersukacita di dalam Tuhan, Juruselamat kita. (Ringkasan Kronik Kapitel Umum XXVI oleh Frs. Andre, Tan & Isto).
Nemi, Italia. 24 Agustus 2021. Hari ini kami menyambut P. Pius Thuruthiyil (North East India) dan P. Lawrence V. (Kolkata), yang baru bergabung dengan peserta kapitel lainnya.
Dari perayaan Ekaristi di pagi hari, kami mendedikasikan sepanjang hari untuk memperdalam salah satu dari dua tema dimana, menurut ketua kapitel, kita perlu peka dan tumbuh di tingkat Kongregasi: kerja tim Solidaritas dan Misi (SOMI). Untuk tujuan ini, kami memiliki intervensi (online) dari Pater Vincent Anesthasiar (Koordinator Sekretariat Jenderal JPIC), Pater Lord Winner (Prokurator Misi) dan kehadiran Pater Rohan Dominic CMFF (Koordinator Tim Claretian di PBB), yang bekerjasama dengan Pater Artur Teixeira, Prefek Umum Kerasulan. Masalah lain, yang akan kita bahas besok, adalah komunikasi.
Dengan cara ini, kami mendedikasikan sesi pertama untuk mengenal empat bidang / tujuan JPIC: spiritualitas, formasi, kesaksian hidup dan misi, serta pelayanan animasi.
Sesi kedua didedikasikan untuk mengetahui struktur dan cara kerja tim Claretian di PBB dengan empat bidang perhatiannya: ekologi / perubahan iklim, masyarakat adat / pertambangan, migran / pengungsi, dan proses perdamaian dan rekonsiliasi. Demikian juga, kami melihat 17 tujuan untuk pembangunan berkelanjutan (SDG) dari agenda PBB untuk tahun 2030.
Sesi ketiga kami fokus untuk mengenal struktur dan proposal Pengadaan Misi Umum dan segala sesuatu yang harus dilakukan dengan proyek-proyek pembangunan di berbagai Organisme Kongregasi. Setelah setiap presentasi ada ruang untuk dialog antara pembicara dan peserta kapitel, dan sesi keempat hari itu terdiri dari: dialog untuk memperdalam aspek-aspek lain dari pelayanan ini.
Di penghujung hari, kami menekankan jejak misionaris dari pekerjaan kami dalam solidaritas dan misi, pentingnya melakukan kerja sama dengan orang lain dan organisasi sosial dan keagamaan serta komitmen jangka panjang yang diemban dari tugas ini. Kami juga menyoroti komitmen, semua misionaris Claretian yang terlibat dalam tim ini, ketekunan mereka dalam belajar, membaca, bekerja sebagai tim dan dalam membuat proposal ini tersedia untuk semua dengan semangat dan komitmen, serta pekerjaan baik Prefek Umum Kerasulan. Kami menyadari bahwa kami tumbuh dan mengambil dimensi dari apa arti komitmen yang lahir dari Injil ini, bebas dari ideologi apa pun, demi dunia saudara dan saudari. (Ringkasan Kronik Kapitel Umum XXVI oleh Frs. Rego & Yandri)
Nemi, Italia, 23 Agustus 2021. Pada hari minggu kemarin, di rumah Nemi para Bapa Kapitel beristirahat. Dan di hari ini, 23 Agustus waktu Italia, pertemuan kapitel kembali dilanjutkan. Di perjalanan pertemuan Kapitel di minggu kedua ini dibuka dengan Adorasi dan Ekaristi dimana Ekariti selalu menjadi kekuatan yang menjanjikan yang penuh karya dan pengalaman. Sabda Tuhan yang menemani permenungan para Bapa Kapitel hari ini memacu kita untuk membangun sebuah kesinambungan dalam mencari kesatuan antara dimensi spiritual dan dimensi lain dari kehidupan pribadi dan kehidupan misionaris.
Pekerjaan dalam Kapitel hari ini bertitiktolak pada proses transformasi tahap ketiga sebagaimana diusulkan oleh Kapitel 2015, dimana sangat menyentuh dua aspek yang bersentuhan langsung dengan kehidupan kita sehari-hari. Pada kesempatan ini, Prefek Umum Spirtualitas dan Formasi P. Gonzalo Fernandes CMF dan P. Joseph Mbungu CMF melaporkan prefektur mereka masing-masing. Keduanya mengarisbawahi hubungan erat diantara kedua prefektur yang mereka bawahi. Mereka mengakui bahwa pencapaian yang telah diidentifikasi teryata terdapat malasah umum yang memerlukan solusi bersama. Diantaranya seperti, bagaimana kita menjalani aspek-aspek penting seperti kualitas doa dan kehidupan persaudaraan, yang diselaraskan dengan karisma formasi awal dan formasi lanjutan, dan lain-lain. Dan, apa penyebab kecenderungan kita pada individualisme? Sejauh mana kita mewujudkan rencana umum formasi yang baru? Dan hambatan apa yang kita temukan dalam diri kita sendiri sehubungan dengan memanfaatkan undangan pembinaan dan kemungkinan pertumbuhan yang ditawarkan oleh Gereja dan Kongregasi kepada kita?
Sebagian waktu di pengunjung hari ini dimanfaatkan oleh para Bapa Kapitel untuk menjawabi pertanyaan-pertanyaan di atas karena disadari bahwa ternyata hal-hal tersebut sangat relevan dan bersentuhan langsung dengan kualitas hidup kita Injili yang kita hayati. Dan untuk menemukan jawaban yang sesuai para Bapa Kapitel membentuk kelompok guna bertukar pikiran tentang persoalan tersebut. Pertemuan yang kaya itu berlanjut hingga doa malam.
Di penghujung hari ini para Bapa Kapitel tiba pada kesimpulan atau setidaknya saran-saran guna menjawab atau tawaran jalan yang harus diambil untuk mengatasi persoalan tersebut. Para anggota kapitel berkomitmen untuk menumbuhkan budaya pertumbuhan dalam kehidupan spiritual dan diharapkan akan terus berlanjut dalam pembinaan. Mereka menyadari bahwa bila kita mengabaikan aspek ini, keinginan kita untuk berakar ke dalam dan berani berbuah keluar hanya akan menjadi angan-angan belaka.
Pada sesi sore, P. Mathew Vattamattam CMF, melaporkan sesuatu yang mengejutkan, bahwa ternyata setelah tes PCR, salah satu anggota Kapitel dinyatakan positif Covid-19. Sebagai tindakan pencegahan walaupun anggota Kapitel yang lain tidak menunjukkan gelaja, mereka semua dites lagi setelah tes yang mereka jalankan setelah tiba di Roma. Dan, syukur bahwa mereka semua dinyatakan negatif covid, kecuali satu orang yang terpapar Covid. Keadaan ini mendorong para Bapa Kapitel untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah terjadinya hal lebih serius sesuai dengan protokol yang ditetapkan. (Ringkasan Kronik Kapitel Umum XXVI oleh Frs. Dius Tahu, cs)
Nemi – Italia, 21 Agustus 2021. Minggu pertama Kapitel Umum XXVI berjalan sesuai rencana. Hari ini kami memulai hari dengan bernyanyi dan mengetahui bahwa kami adalah umat Allah yang berjalan dengan harapan dan meskipun terkadang ragu-ragu, dengan iman percaya bahwa kasih karunia-Nya sudah cukup bagi kami. Kami ingat St. Pius X yang selalu memandang semua orang dengan mata seorang ayah, mengizinkan mereka untuk mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi dan sering menerima komuni. Kami juga menyimpan dalam hati dan ingatan tentang krisis kemanusiaan yang sedang melanda berbagai belahan dunia.
Saat kami masuk lebih dalam menganalisis proses transformasi Kongregasi, kami semakin menemukan betapa banyak kelemahan kita. Hal seperti ini akan selalu terjadi. Namun kelemahan atau kerentanan ini menguatkan, karena membuat kita lebih mampu menjangkau satu sama lain, baik dalam menerima kebutuhan kita akan orang lain maupun dalam merawat satu sama lain. Oleh karena itu, pagi ini didedikasikan untuk aspek-aspek utama dari proses transformasi kedua, “menjadi komunitas saksi dan pewarta”, yaitu: animasi dan pendampingan; hidup komunitas; tanggung jawab, akuntabilitas dan transparansi; tata kelola dan proses-proses discerment; dimensi intercultural dan misi universal; protokol-protokol untuk perlindungan anak di bawah umur dan orang dewasa yang rentan dan koordinasi dari Keluarga Claretian.
Di sore hari kami akan membahas tema penting menyangkut gaya dan pilihan hidup kita, yaitu ekonomi. Tentu saja, kita telah sepakat sejak awal dalam organisasi dan dewan ekonom, bahwa alasan keberadaan kita dalam Gereja, yaitu misi, yang harus didahulukan. Pater Antonio Bellella, atas nama Komisi Keuangan dan seluruh majelis kapitel, mengucapkan terima kasih atas kerja keras Dewan Ekonom, yaitu Pater Manuel Tamargo dan seluruh timnya.
Kami menutup hari dan minggu pertama Kapitel ini dengan doa yang disiapkan oleh saudara-saudara kita dari provinsi Fatima, ditemani oleh Yesus, dengan doa yang selalu terucap pada bibir dan hati kita, dengan rasa capai dalam perjalanan yang melelahkan, dibebani dengan kekhwatiran, tetapi yakin bahwa kehadiran-Nya tidak akan membiarkan semangat atau keuletan kita menyusut. (Ringkasan Kronik Kapitel Umum XXVI oleh Frs. Paskal Tiwu & F. Naibobe)