Mengenal Kitab Suci dan mewartakan Kristus secara tepat

Aimutin, Dili – Timor Leste. Bertempat di Gereja Provisória Parókia São José Aimutin, Dili, Minggu, 1 September 2019, telah berlangsung Misa Agung Pembukaan Bulan Kitab Suci. Dalam arak-arakan menuju Altar Ekaristis, Alkitab Besar dan Kecil dibawa oleh 12 pasang Keluarga Katolik, dan diiringi Tarian Likurai, untuk mengagungkan Kitab Suci, yang selain Buku Suci, Hukum Allah, Sejarah Keselamatan Manusia, Sabda Allah, Kebenaran, Pedoman Hidup juga sekaligus Diri Pribadi Sang Kristus itu sendiri. Misa Kudus dihadiri ribuan umat Katolik, awam dan religius, juga dirayakan bersama oleh Pastor Paroki, Emanuel Lelo Talok, CMF, Pastor Jose Siquiera, Cavanis dan Pastor Lord Winner, CMF.

Dalam homilinya Pastor Selebran, Emanuel Lelo Talok, CMF menandaskan bahwa Dei Verbum nomor 22 mengundang agar pintu masuk kepada Alkitab dibuka lebar-lebar kepada Umat Allah. Karena dengan mengenal Kitab Suci, kita kian mengenal, mencintai, menghidupi dan mewartakan Kristus secara tepat. Ada empat hal penting berkaitan dengan perayaan Bulan Kitab Suci adalah: Pertama, Orang Kristen harus memiliki dan membaca Kitab Suci (Kitab). Kedua, Orang Kristen harus mendengarkan dan menerima Sabda Kristus, mengimaninya (Pewartaan). Ketiga, Segala kebaikan Allah lewat kesaksian hidup yang tak terkatakan adalah juga Sabda Allah yang mengilhami kita setiap waktu (Kesaksian). Keempat, Sang Sabda adalah Kristus itu sendiri (Sang Sabda Asali).

Dalam pesan singkatnya, Pastor Lord Winner yang juga adalah Pimpinan Procura Misio CMF sedunia di Roma, mengharapkan bahwa Umat Allah di Timor Leste, bisa dengan semangat misioner menolong karya misi Claretian, yang juga memberi kepentingan bagi tugas pelayanan Sabda.

Inácio Moreira sebagai Wakil Ketua Dewan Paroki menghimbau agar Umat memanfaatkan Bulan Kitab Suci ini dengan baik, agar bisa memetik hasil iman nantinya.

Kegiatan Bulan Alkitab 2019 ini akan diisi dengan kegiatan “Formasaun Liturjía no Bíblia nian” yang akan berlangsung selama tiga hari Sabtu di tiga tempat berbeda yakni di Stasi Foho Fehan (Lesibutak), 7 September diikuti sekitar 300 peserta, di Stasi Tasifeto Motaain, 21 September diikuti sekitar 300 peserta dan di Pusat Paroki yakni Regio Raiklaran dan Tasimane di Fomento 1, diikuti sekitar 300 peserta. Tema formasi adalah tentang Kitab Suci, Ekaristi dan Kepemimpinan Kristen. Tema dipersiapkan oleh Pastor Emanuel Lelo Talok, CMF, Pastor Joel Pinto, OFM dan Pastor Johanes Hans, OFM juga Suster Margareth, ACI.

Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama yang baik antara Komisi Kitab Suci dan Komisi Liturgi Paroki. Ketua Panitia Bulan Kitab Suci 2019 ini adalah Dr. José António yang juga adalah Wakil Ketua 2 Dewan Pastoral Paroki São José Aimutin, Dili, Timor Leste. (Pe. Emanuel L. Talok, cmf)

‘Not only leading people to Heaven but making Heaven on Earth’

Yogyakarta, Indonesia. Project Management Training for Claretian Independent Delegation of Indonesia-Timor Leste was conducted by the General Mission Procurator, Fr. Lord Winner, CMF at OMI Retreat Centre, Yogyakarta, Indonesia from 27th to 30th of August 2019. The participants of the training were 18 priests, 9 students of Theology and one Sister from the Religious of Mary Immaculate Congregation (Claretian Sisters).

Fr. Francesco Jose Baeza Roca, CMF (Econome and Mission Procurator of the Delegation) on behalf of the Major Superior of the delegation inaugurated the training inviting the participants to work towards self-sufficiency of the delegation through pastoral and social projects. Fr. Lord Winner, CMF explained the objectives of the training as to arrive at a clear understanding about project methodology used by the Congregation and to start preparing project proposals for the needs of the mission.

The training focused on various components of projects, study of the formats of Mission and the General Mission Procure, organizational structure needed to implement projects and how projects need to be designed using the sustainable development goals ( SDGs). The steps needed to be taken by the missionaries to move from charity-based approach to rights-based approach were also explained using the theme ‘not only leading people to Heaven but making Heaven on Earth’. The Trainer dealt in length on the functioning of the Mission Procure and the criteria used by the Congregation for managing projects.

The staff of Caritas Germany working in Indonesia were also invited to share about their project planning process which enlightened the participants with concrete examples. Using the funding guide published by Mission Project Service (USA), the participants made a prospect search to enlist the possible funding agencies for a project proposal they prepared during the training.

The Evaluation done at the end of the Training revealed an increase in confidence among the participants to engage in projects. Many also expressed the need to continuously increase their knowledge and skills so that each community can prepare proposals in consultation with the people and send to the Mission Procure. The participants returned with the promise of sending one or more projects for the next project cycle of the General Procure, whose deadline falls on 31st January 2020. (Reported by: Fr. Paul Madoni, CMF)

Cruz Jovem Timor Leste 2019-2020

Lolotoe, Timor Leste. Menjadi tuan rumah, penerima Salib Orang Muda se-Timor Leste pada tahun 2019-2020 ini merupakan berkat bagi Paroki St. Maria Fatima, Lolotoe, Keuskupan Maliana, Timor Leste. Misa pembukaan ziarah spiritual orang muda yang mesti selalu belajar dari spiritualitas Salib Sang Guru ini dirayakan pada tanggal 26 Agustus 2019 di pusat paroki Lolotoe.

Tampak hadir dalam Misa pembukaan ini, Uskup Keuskupan Maliana, Mgr. Norberto do Amaral, perwakilan pemerintah, ditemani Pastor Paroki St. Maria Fatima Lolotoe, Pe. Augusto Campos dos Santos, cmf, kaum hidup bakti, Orang Muda Katolik, dan umat Allah se-paroki Lolotoe dan sekitarnya. Kiranya petualangan spiritual ini membangkitkan gairah dan kerinduan dalam hati Orang Muda Katolik Timor Leste untuk semakin mengarahkan hidup ke Salib Sang Guru yang membawa penebusan dan keselamatan serta semakin mencintai dan menerima salib realitas hidup sehari-hari dalam terang iman dan pengharapan.

“BE THE CHANGE YOU WANT TO BE!”

CLARETIAN HOUSE, KUPANG. Kehidupan merupakan suatu proses yang terus menggejala memasuki ruang dan waktu. Setiap proses senatiasa bersentuhan dengan “fakta lain” yang berpadu ibarat satu tarikan nafas. Kita tetap akan dan selalu satu. Sebab kita adalah bagian dari fakta. Fakta tentang pengabaian martabat seperti perdagangan manusia terhias jelas di area panggung sosial yang begitu dekat pada tatapan kita. Oleh karena gemanya meluas memasuki dunia batin dan terus menggerogoti sanubari maka kita sebagai manusia dipanggil untuk menanggung, mencari solusi dan menentukan langkah demi kesudahan penyakit sosial ini.

Sebagai manusia yang bernurani dan anggota Gereja, kita merasa tergugah untuk turut menyikapi permasalahan ini sehingga pundak kemanusiaan, Gereja dan negara diringankan dari beban ini. Atas dasar inilah, di bawah payung JPIC CLARETIAN, JPIC SUSTERAN PI dan (Jaringan Ralawan untuk Kemanusiaan atau JRUK dengan memberi nama PIKLA (Peduli kemanusiaan, Lingkungan Hidup dan Alam Ciptaan) mendiskusikan jalan keluar untuk meminimalisir bahkan menyudahi ketimpangan ini. Terhitung sebanyak lima kali pertemuan yang diistilahkan dengan “Kopi Darat” dengan tujuan menjaring orang muda dari berbagai paroki, lembaga, organisasi untuk menyelanggarakan suatu pelatihan yang menyadarkan orang muda akan kenyataan social yang tengah berlangsung.

Kopi Darat I terjadi di Cafe Lasiana yang merupakan dasar inspirasi untuk merancang kegiatan pelatihan bagi Orang Muda Katolik. Karena dalam tatap muka pertama ini diperdengarkan keluhan dan gugahan dari seorang aktivis bernama Ibu Arta tentang kebobrokan sosial. Dan kendala yang cukup signifikan adalah keengganan Orang Muda Katolik untuk terlibat dalam mengatasi masalah sosial khususnya di NTT. Setelah disetujui maka dalam Kopi Darat (pertemuan) selanjutnya dibicarakan hal-hal teknis hingga pemantapan. Kegiatan Pelatihan Kepemimpinam Orang Muda Katolik akan diadakan di Komunitas Claretian House pada tanggal 20-23 Agustus 2019 dengan mengusung tema: BE THE CHANGE YOU WANT TO BE!”

Sedangkan peserta yang ambil bagian dalam kegiatan ini berjumlah 51 orang, terdiri dari Orang Muda Katolik, AMC Regio Timor Barat (Nurobo, Oenopu, Benlutu, Panite dan Kupang) dan Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK). Materi- materi pada kegiatan ini berkaitan dengan Panggilan dan Wasasan Iman Katolik yang dibawakan oleh P. Yohanes Dari Salib Jeramu, cmf; Hak Asasi Manusia (HAM) dan Human Trafficking yang dibawakan oleh Ibu Anis Hidayah, SH, MH dari Migran Care; Analisa Sosial perfektif Gereja, Pembentukan kerja tim, Cara berorganisasi, Kepedulian Lingkungan yang dibawakan oleh Mas Lilik Krismantoro dari JPIC Keuskupang Agung Semarang; dan Outbond dari TAGANA Provinsi NTT. Latihan kepemimpinan ini ditutup dengan misa bersama yang dipimpim oleh P. Yohanes Dari Salib Jeramu, cmf didampingi P. Seles Panggara, cmf.

Harapan dari Sr. Laurentina, PI sebagai koordinator Latihan Kepemimpinan ini bahwa Orang Muda Katolik tidak hanya aktif secara internal dalam kegiatan Gereja tetapi juga punya kepekaan terhadap masalah sosial. Orang muda harus belajar untuk berani berargumen, kritis dan mengambil bagian serta memberikan solusi terhadap berbagai masalah sosial kemanusiaan di sekitarnya. (Robin Makin, cmf dan Hanz Pio, cmf)

Pertemuan Sekretaris se-ASCLA

Ragama, Sri Lanka. Pada tanggal 12 – 18 Agustus 2019, di komunitas Claretian Ragama, Sri Lanka berlangsung pertemuan para sekretaris se-ASCLA (Asia Claretian), yang merupakan gabungan dari dua Konferensi: ASCLA West (Bangaluru, Chenai, St. Thomas, Sri Lanka, Noth East, Kolkata) dan ASCLA East (Filipina, Jepang-Taiwan-Macau; Korea, Indonesia-Timor Leste).

Pertemuan ini merupakan program secretariat dan dewan jendral dalam rangka penyeragaman metode dan system kerja kesekretariatan seluruh kongregasi. Hadir dalam pertemuan dan workshop bersama ini team dari secretariat jendral di Roma, P. Louie Guades III, cmf dan Bro. Mario Kevin, cmf. P. Louie Guades III, cmf dalam sambutan pembukaan worshop ini mengatakan, “Pertemuan dan workshop ini menjadi momen belajar bersama bagaimana melayani Kongregasi dan sesama saudara kita melalui tugas-tugas kesekretariatan yang kita emban sehari-hari.” Kecuali itu juga, mengulangi pesan Sekretaris Jendral, P. Joseba Kamiruaga Mieza, cmf, “agar komunikasi yang kita bangun dengan sekretaris jendral di Roma berjalan sesuai dengan petunjuk-petunjuk dalam Manual Sekretaris dalam kongregasi kita,” tegasnya.

Seluruh peserta pertemuan dan worshop berterima kasih kepada sekretaris dan dewan jendral di Roma serta para superior dari masing-masing organisme yang telah menggagas jalannya pertemuan dan workshop ini. Ucapan terima kasih yang sama juga disampaikan kepada superior delegatus, P. Rex Constantine, cmf dan semua Misionaris Claretian Sri Lanka yang telah menjadi tuan rumah yang baik dalam menyukseskan pertemuan internasional ini. Semoga pekan belajar bersama ini memantik api pelayanan misionaris kepada Kongregasi/propinsi/delegasi dengan sepenuh hati dan selalu menikmati menjadi the man behind the curtain.

Kunjungan Kanonik Komunitas Claretian Regio Indonesia Timur

Nurobo, Indonesia. Konsultor Dewan sekaligus Prefek Kerasulan Para Misionaris Claretian Indonesia-Timor Leste, P. Frederikus Jampur, CMF, dalam bulan Agustus-September 2019 ini mengadakan kunjungan kanonik ke komunitas-komunitas Claretian di Regio Indonesia Timur.

Kunjungan kanonik ini selain menjalankan amanat Konstitusi dan Direktori Claretian, tetapi terutama untuk mengalami lebih dekat kehidupan sesama saudara sebagai Claretian di komunitas-komunitas lokal. Kesempatan ini juga menjadi momen evaluasi bersama sebagai saudara dalam menekuni petualangan missioner-kemuridan sehari-hari.

Kunjungan kanonik di Regio Indonesia Timur kali ini dimulai dari komunitas Claretian, Paroki St. Maria Fatima Nurobo, Atambua, selanjutnya menuju ke komunitas Claretian, Paroki St. Antonius Maria Claret Oenopu serta semua komunitas Claretian Regio Indonesia Timur. Kunjungan kanonik ini akan ditutup dalam Retret Tahunan bersama Regio Indonesia Timur di Mataloko, Ngada pada tanggal 10-17 September 2019.

Learning from the live of our brother Martyrs of Barbastro

Claretian Pre-Noviate, Kupang. Tuesday, August 13, 2019, on the day of the Feast of the Claretian Martyrs of Barbastro, 25 Aspirans firmly surrendered themselves to be accepted into postulancy in the Congregation of the Immaculate Hearts of Marry (Claretian Misisonaries). Fr. Frederikus Jampur, CMF as the representative of the Delegation Council led the Acceptance Mass. Some Claretians of several missions such as Macau, Philippines, Timor Leste, Jakarta, Kalimantan and Kupang took part in the Mass. Also present were the Claretian Missionary sisters and some lay-Claretians. In his homily, Fr. Fredy emphasized the importance of being a Spirit-filled follower of Christ. The 51 Claretian Martyrs of Barbastro dare to embrace suffering and even death because they were always open to the work of the Spirit. It is this same spirit that should always be brought and carried on by the Claretians, specifically the 25 new postulants. “A Claretian should have both the smelling of God and a heart opened to the work of the Spirit in his entire missionary journey”, he said.

After the Mass was continued with Claretian-style Celebration. It was clear that this joy was not only felt by the 25 new postulants, but also all those present. Mario, one of the Postulants, represented the 24 other postulants, expressing his abundant gratitude to God for showing His love to them through the Claretian Congregation. Their joy is also the joy of the Congregation. By being accepted as Postulants, they were aware of the greater responsibility that should carry on. “Being a postulant means being an example for others”, asserted Mario.

May the spirit of the Claretian Martyrs of Barbastro always urges our brother Postulants in the journey of their Vocation. We pray that the Lord sets their hearts on the fire of His love.

 

Belajar dari hidup para Martir Claretian Barbastro

Pra Novisiat Claret, Kupang Selasa, 13 Agustus 2019, bertepatan dengan pesta ke-51 Martir Claretian dari Barbastro, ke-25 saudara Aspiran dengan mantap menyerahkan diri untuk diterima dalam masa formasi postulansi dalam Kongregasi Putra-Putra Hati Tak Bernoda Bunda Maria (Para Misisonaris Claretian). Ekaristi penerimaan postulan dipimpin oleh P. Frederikus Jampur, CMF, Konsultor dewan Delegasi Independen Indonesia-Timor Leste. Sejumlah misionaris Claretian dari beberapa daerah misi seperti Macau, Filipina, Timor Leste, Jakarta, Kalimantan, dan Kupang ikut ambil bagian dalam ekaristi penerimaan ini. Turut hadir pula para suster Misionaris Claretian dan beberapa awam Claretian. Dalam homilinya, P. Fredy, demikian sapaanya menegaskan pentingnya menjadi pengikut Kristus yang penuh dengan Roh. Ke-51 Martir Claretian berani memeluk penderitaan bahkan kematian karena dalam hidup, mereka senantiasa terbuka pada karya Roh. Spirit inilah yang harus senantiasa dibawa dan diteruskan oleh para Claretian, secara khusus ke-25 postulan baru. “Seorang Claretian selain berbau Allah, juga hendaknya terbuka pada karya Roh Allah dalam seluruh perjalanan hidup missioner,” tegasnya.

Setelah ekaristi, sukacita penerimaan ke-25 Postulan berlanjut dalam acara kekeluargaan ala Claretian. Tampak jelas bahwa sukacita itu tidak hanya dirasakan oleh ke-25 postulan baru, tetapi juga semua pihak yang ikut hadir. Oktavianus Mario J. Nay, salah seorang Postulan, mewakili ke-24 postulan lainnya, mengungkapkan syukur berlimpah kepada Allah yang telah menunjukkan cinta-Nya kepada mereka melalui Kongregasi Claretian. Sukacita mereka adalah juga sukacita Kongregasi. Dengan diterima sebagai Postulan, mereka sadar akan tanggung jawab lebih besar yang harus dipikul. “Menjadi postulan berarti menjadi panutan bagi saudara-saudara yang lain,” tegas Mario.

Semoga semangat para martir Claretian dari Barbastro senantiasa menjiwai saudara-saudara dalam karya pelayanan agar Tuhan semakin dikenal, dicintai, dilayani dan dimuliakan oleh semua orang. Proficiat…! (Fr. Anggalius Y. Usfal, CMF-TOP-er PNC)

“We are one and the same travellers: Brothers and Sisters”

Kupang, Indonesia. Life moves on so fast and eventually brought us to the peak days of encounter, the AEYG 2019 + CF (Ascla East Youth Gathering 2019 + Claretian Family). At beautiful hill of Dare – Timor Leste from August 5 – 11, 2019, the dream of solidarity is weaved. It is the solidarity of Christ that impels the young men and women from different part of Asian countries where the Claretian Missionaries present to come and form an inclusive community while learning how to be in solidarity with the co-travellers.

As fellow travellers with others, entering into the web of relationship is a sine qua non fact of our daily pilgrimage. This encounter creates a sense of solidarity with one another. At the heart of this solidarity is the experience of oneness, we are brothers and sisters on this our common home.

On August 4, 2019 the participants are coming. They are from the Philippines, Taiwan, South Korea, Indonesia, Sri Lanka, Rome. Some of them take a direct flight to Dili – Timor Leste, while others they pass through Kupang and proceed to Atambua the border of Indonesia and Timor Leste. Mission and its concern make us one, the Claretian family.

The Claretian Missionaries of Independent Delegation of Indonesia-Timor Leste as the host countries of this international encounter thanked the ASCLA EAST Conference for this privilege moment where all young men and women can meet together and learn how to involve themselves in the project of telling the story of the Master. Hope at the end of this gathering they are formed and transformed to join hand in hand in solidarity with others along their journey in giving reason of their hope. (pfm).